Pesona Pelaihari Kabupaten Tanah Laut : MT. Bajuin & Goa Marmer

Senin, 03 Agustus 2015

| | |
Tanah Laut adalah salah satu Kabupat3n di Kalimantan Selatan yang memiliki kontur unik, dimulai dari pegunungan, perbukitan hingga pantai terdapat di Kabupaten ini. Itulah sebabnya kenapa Kabupaten ini disebut dengan Kabupaten Tanah Laut, karena terdapat Tanah dan juga Laut. Tanah terhampar dengan view pegunungan, perbukitan, kota desa, lahan pertanian, perkebunan karet dsb. Terdapat laut yang berada di bagian Selatan Kalimantan Selatan berbatasan langsung dengan Laut Jawa. Pada umumnya penamaan Kabupaten di Kalimantan Selatan kalau saya cermati menunjukkan ciri khas topografi di daerah tersebut seperti Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kab. Hulu Sungai Selatan, Kab. Hulu Sungai Tengah adalah daerah-daerah yang di lewati oleh sungai besar.

Kabupaten Tanah Laut merupakan salah satu dari 8 Kabupaten yang termasuk kawasan Pegunungan Meratus. Kawasan pegunungan meratus tersebut melintang panjang mulai dari selatan hingga utara Kalimanyan Selatan. Salah satu wisata gunung yang merupakan bagian dari kawasan pegunungan meratus di Kabupaten Tanah Laut adalah Gunung Bajuin dimana terdapat Air Terjun Bajuin dan Goa Marmer. Sebenarnya ada beberapa perbukitan yang juga menjadi tempat wisata namun hanya Gunung Bajuin inilah yang menurut saya "pantas" mendapat julukan gunung karena selain lebih tinggi dari pada yang lainnya, juga kondisi alamnya yang lebat dengan pepohonan dan bebatuan besar. Selainnya menurut saya lebih cocok jika disebut perbukitan karena tingginya yang masih berbilang ratusan meter saja diatas permukaan laut, jiga kondisi alamnya yang berupa hamparan padang ilalang, atau sabana walaupun penduduk lokal juga menamainya dengan gunung (Gunung keramaian, gunung raja, gunung khayangan , gunung tembak, gunung rimpi). Terakhir kali saya kesana sewaktu kelas 3 Madrasah Tsanawiyah bersama ayah. Berjarak sekitar 10 km dari Kota Pelaihari kurang lebih 2,5 jam perjalanan melalui jalan beraspal hingga Desa Sungai Bakar terdapat persimpangan dan jalan berganti dengan tanah. Menuju tempat parkir dan membayar karcis (pada masa itu karcisnya 2000 rupiah). Saya dan ayah mulai melakukan trekking menuju air terjun Bajuin. Telah ada jalan berundak dari bebatuan yang memudahkan pengunjung di mulai dari tempat parkir hingga setengah perjalanan menuju air terjun.  Selanjutnya jalan telah berganti dengan jalan setapak. Pemandangan samping kiri dan kanan adalah pepohonan akasia yang lebat, pisang pohon lebat lain yang tidak saya kenali serta bebatuan yang besar-besar banyak pula monyet-monyet yang bergelantungan, kicauan burung parkit dan sesekali terlihat burung elang yang terbang menukik.

Setengah jam perjalanan telah terdengar gemuruh suara air terjun. Langkahpun semakin di percepat jalan menanjak di tapaki dengan penuh semangat. Ternyata tidak sulit untuk mencintai tanah kelahiran, bukan hanya karena saya lahir dan besar di tanah Borneo ini. Namun, karena setiap saya keluar rumah sungguh banyak kecantikan alam yang tersembunyi, kini terbentang di depan mata Air Terjun Bajuin. Ternyata disana juga telah banyak orang-orang yang menikmati keindahan dan kesegaran air terjun. Saya dan ayah berjalan perlahan menuju sisi kanan tebing, kami ingin melihat  the fall water from the top. Tiba-tiba saja ayah yang berjalan di depan terperanjat kaget karena dari arah pepohonan di samping kanan mendesis ular hijau dengan bentuk kepala seperti sendok yang sedang menganga lebar. Dalam bahasa lokal ular jenis ini biasa disebut dengan ular sendok atau ular pucuk. Saya dan ayah sudah tidak asing dengan ular di rumah kami sering kedatangan ular di dapur, pohon jambu, di rumpun serai bahkan di bawah meja belajar kakak ular satu bulan berganti kulit tidak ketahuan hanya ada kulitnya saja yang tertinggal ketika kakak membersihkan kamarnya. Seketika ayah segera mengambil ranting kayu dan menghalau-halau ular tersebut hingga pergi.
Dikawasan ini terdapat 4 buah air terjun dengan ketinggian yang berbeda. Air terjun yang terdekat yang baru saja saya kunjungi tadi memiliki ketinggian sekitar 25 meter, yang kedua sekitar 17 meter, yang ke 3 (37 meter) dan yang keempat (18 meter).

Salah satu dari 4 Air Terjun Bajuin


Tidak jauh dari lokasi air terjun terdapat wisata Goa Marmer. Dengan perjalanan sekitar 30 menit. Goa ini memiliki batu yang berukuran besar dan mengkilap berwarna pucat seperti marmer yaitu putih, kuning dan krem. Gelap menuju ke dalam Goa dan terlihat mata-mata menyilaukan dari kelelawar yang bergentungan di atas Goa. Yang di sayangkan adalah telah banyak terdapat lubang bekas galian di sana sini, sepertinya warga sekitar mengambil batu-batu tersebut untuk di jual.

Batu ini seakan melayang 

Matahari mulai meninggi karena kami berangkat di pagi hari. Akhirnya kami pun menyudahi wisata ke Gunung Bajuin, padahal ingin sekali ke puncaknya melihat Kota Pelaihari dari puncak Gunung Bajuin Tentu menyenangkan yah walaupun Gunung ini hanya memiliki ketinggian mungkin di bawah 2000 mdpl (tidak ada keterangan yang pasti tingginya berapa) mungkin lain kali akan ke Gunung Bajuin lagi untuk melihat puncaknya. karena dari setiap penjuru Kota Pelaihari dari arah manapun dapat melihat Puncak Gunung Bajuin. Setiba di parkiran ayah menanyakan kepada warga berapa waktu yang dibutuhkan jika ingin melakukan pendakian ke puncak gunung, bukannya menjawab pertanyaan ayah orang yang di tanya malah bergidik ngeri sambil berkata “wah saya aja gak berani pak ke puncaknya kemarin wagra sini di serang beruang di daerah dekat puncak sampai robek-robek badannya”.

Itu adalah pengalaman pertama kali mendaki gunung bersama ayah 9 tahun yang lalu. Ah mendaki sejak saat itu menjadi candu selalu menyenangkan terucap nikmat dan syukur saat memandang tak jemu akan tanda-tanda kebesaranNya 

0 komentar: