Dari Ummahatul Mukminin Untuk Muslimah (Kajian Al- Ustadz Herfi G Faizi)

Kamis, 04 Agustus 2016

| | | 0 komentar
( Al- Ustadz Herfi G Faizi, gambar diambil dari kaset siroh dalam Al-Qur'an)

============

 Ummahatul Mukminin secara bahasa memiliki arti Ibunya orang-orang beriman. Mereka adalah para wanita terpilih yang menjadi istri-istri Nabi Muhammad saw. Pendamping perjalanan dakwah manusia terbaik  sepanjang zaman.

Ada beberapa ayat dalam Al Qur’an yang secara spesifik berbicara tentang Ummahatul Mukminin yang dapat kita ambil pelajaran daripadanya. Salah satunya adalah dalam surah Al-Ahzab ayat 28 dan 29.





Ayat ayat tersebut berbicara tentang perintah Allah kepada Rasul tentang penawaran atas dua pilihan kepada para istri-istrinya apakah mereka memilih kehidupan dunia beserta kemewahannya (ayat 28 ) atau memilih Allah dan Rasulnya (ayat 29).

Allah menawarkan dunia lebih dahulu (pada ayat 28) baru kemudian akhirat (29) 
Pada ayat 28 kata “kuberikan” berarti Rasul yang memberi dunia. Sedangkan pada ayat 29 “Allah menyediakan ...........”  yang berarti pemberian langsung dari Allah.

=================

Terdapat munasabah yaitu hubungan antara ayat diatas dengan ayat sebelumnya. Ayat Ayat sebelumnya terdapat pembahasan tentang perang Ahzab. Sebagaimana telah diketahui bahwa perang Ahzab yang begitu dahsyat ditutup dengan kemenangan Kaum Muslimin dengan pertolongan Allah. Dalam ayat 27 disebutkan :


Tanah-tanah yang dimaksud adalah tanah bani quraidhoh setelah mereka mengingkari janji tidak mau membukakan pintu bagi pasukan Ahzab. Kemudian di eksekusi oleh Sa’ad bin Muadz sahabat Nabi yang mulia, sayyidul Anshar pemimpin kaum Anshar. Yang ketika meninggal dunia menyebabkan Jibril turun ke bumi . Jibril mengatakan kematiannya mengguncang Arsy.

Adapun tanah yang belum diinjak adalah fa’i (tanah bani Nadhir dan Bani Quraidhoh yang didapatkan tanpa peperangan). Dan harta benda begitu berlimpah di perang Ahzab (Ghanimah : harta rampasan perang) sehingga Ummahatul mukminin meminta tambahan nafkah kepada Nabi Muhammad SAW.

 Sebagaimana diriwayatkan dari Urwah bin Zubair (keponakan Ummul mukminin Aisyah) Aisyah pernah selama 2- 3 bulan melewati malam-malam hanya dengan air putih dan kurma (kehidupan yang sangat sederhana) sehingga merupakan suatu kewajaran dan manusiawi jika mereka meminta tambahan nafkah ketika Rasulullah mendapatkan fa’i dan ghanimah yang begitu banyaknya.

Kemudian, Allah turunkan ayat 28 surah Ahzab. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Pada suatu hari Nabi Muhammad SAW duduk di dalam rumah dengan di kelilingi istri-istrinya. Nabi diam dikelilingi oleh Istri-istrinya yang diam, menanti pemecahan masalah keluarga dengan menunggu wahyu dari Allah SWT.

Setelah ayat 28 ini turun Rasulullah menemui satu per satu istrinya menyampaikan perintah Allah tersebut. Yang pertama kali di temui adalah Aisyah ra. Rasulullah menyampaikan pilihan tersebut dan berkata agar Aisyah tidak tergesa-gesa dalam memilih “Engkau pulang saja dulu ketempat bapakmu (Abu Bakar) engkau musyawarahkan dengan Bapakmu”. Kemudian Aisyah menjawab “apakah untuk pilihan ini aku harus berfikir lama, sudah jelas aku akan memilih Allah dan Rasul serta kampung akhirat, namun jangan engkau sampaikan kepada istri yang lain”.

Rasul pun mengataka “sesungguhnya aku ini di utus sebagai mu’limat (penyampai pesan) sehingga ketika ada istri lain yang menanyakan apa pilihan Aisyah maka aku pun akan menyampaikan apa yang engkau pilih tersebut”.

Hingga semua Istri Rasulullah pada akhirnya memilih Allah dan Rasulnya. Seperti itulah korelasi antara perintah memilih kepada para Istri Nabi dengan perang Ahzab. Dan sebab yang melatarbelakangi turunnya ayat 28 surah Al-Ahzab.

============

Kembali pada awal surah Al-Ahzab ayat 28. Yang diawali dengan kata yaa ayuhannabi yang memiliki arti wahai nabi karena Allah memanggil Rasulullah dengan tugasnya bukan dengan namanya. Yang mana menurut Ibnu Ashur bahwasanya istri-istri beliau yang menjadi tema dalam pembahasan ayat ini adalah para istri beliau selayaknya memantaskan diri menjadi pendamping seorang Nabi bukan hanya menjadi pendamping seorang Muhammad.

Selanjutkan qulliajwaazik yang memiliki arti katakan kepada istri-istrimu. Para ulama mengatakan ada 11 istri Nabi yang telah disepakati. Yaitu :


1.       Khadijah binti khuwailid Al Qurasiyah: satu satunya istri Nabi yang tidak pernah dimarahi oleh Nabi. Hidupnya paling lama dengan Rasul dan Allah merahmatinya dengan keturunan.


  2.   Saudah bintu jam’ah al Quraisyah : saudah yang menjadi sebab turunnya ayat tentang nusyuz. Saudah sudah tidak memiliki ketertarikan kepada laki-laki tetapi tetap ingin menjadi istri Rasul di surga. Sehingga Saudah memberikan “jatah malamnya” dengan Rasulullah kepada Aisyah. 

3.     Aisyah bintu Abu Bakr as Siddiq Al Qurasiyah : sangat banyak keutamaan dari Aisyah. sebelum menikah dengan Aisyah Rasulullah bermimpi melihat jibril membawa wanita dengan ditutup kain sutra setelah dibuka ternyata wanita itu adalah Aisyah. Dan Rasul meninggal dalam dekapan Aisyah.

4       Hafsah bintu Umar Ibnu Khattab Al- Qurasiyah : hafsah pemegang mushaf.  Pernah dicerai Rasul kemudian jibril turun dan mengatakan “Ya Rasulullah Engkau mencerai Hafsah padah dia paling banyak puasanya dan paling banyak qiyamulailnya dan Hafsah akan menjadi istrimu di surga kelak” kemudian Rasul rujuk dengan Hafsah
5.       Zainab bintu khuzaimah : hidup dengan Rasul hanya 2-3 bulan kemudian beliau wafat. lebih dulu meninggal sebelum Rasullulah SAW

6.       Hindu ummu salamah : pernah melihat malaikat jibril yang menyerupai wajahnya Ihya

7.       Zainab bintu jash Al-Qurasiyah : dalam surah Al-Ahzab ayat 37 Allah menikahkan Zainab dengan Rasullah SAW

8.       Juwairuyah Al-Mustaliqiyah : wanita yang paling banyak memberikan keberkahan kepada kaumnya. Merupakan putri dari pemimpin Bani Mustaliq dan tahanan perang yang ingin memerdekan diri dan pada akhirnya beriman dan dinikahi Rasulullah serta membebaskan kerabatnya bani Mustaliq yang menjadi tahanan oerang

9.       Romlah : putri abi sufyan 

10.   Shofiyah bintu huyay Al-Quraidiyah : pada awalnya merupakan wanita yahudi dari bani Quraidhah yang nasabnya sampai pada nabi Harun as

11.   Maimunah Bintu Harits al-Mahzumiyah Al-Qurasiyah : berasal dari bani mahzum 

Pada saat ayat 28 turun istri Nabi yang masih hidup ada 9 orang. Yang telah tiada adalah khadijah dan Zainab bintu Khuzaimah.
Kemudian pada ayat 30.



Allah langsung memanggil Istri-Istri nabi (yaa nisaaannabi) sedangkan pada ayat 28 Allah menyuruh Rasul yang memanggil istri-istrinya. Hal tersebut dikarenakan pada ayat 29 istri-istri Nabi telah memilih Allah. Dan kedudukannya bukan hanya menjadi pendamping Muhammad namun, pendamping Nabi yang merupakan Utusan Allah dan selayaknya selalu menemani perjuangan Dakwah Rasul untuk menegakkan agama Allah. 

Kemudian Allah menutup ayat 30 dengan kata-kata yang demikian itu mudah bagi Allah jika istri-istri Nabi berbuat keji maka Ancamannya adalah siksaan mereka dua kali lipat. Yang demikian itu agar Ummahatul Mukminin benar-benar memahami posisi mereka sebagai pendamping manusia terbaik Rasulullah SAW. Dan pada ayat 31 jika kita perhatikan maka. Ayat tersebut adalah kebalikan dari ayat 30. 



Dan bagaimana jika kami melakukan seperti apa yang dilakukan para istri-istri nabi? Apakah kami juga akan mendapatkan pahala? Pertanyaan tersebut muncul dari para wanita di zaman Nabi setelah mendengar perintah Allah kepada istri-istri Nabi tersebut. Sehingga Allah menurutkan ayat 35 yang menjelaskan bahwa Allah telah menyediakan Ampunan dan pahala yang besar bagi mereka.

Wallahu’alam bishawab

*Tulisan ini merupakan resume dari salah satu  kajian dalam kaset cd Siroh dalam Al-Qur'an