Cerita Sobat Cakrawala

Minggu, 20 September 2015

| | | 0 komentar
“kak, hari ahad ini kita bikin prakarya apalagi?” Seorang gadis kecil bertanya padaku sembari mengerjakan pr matematika. Aku berpikir sejenak, mau meneruskan celengan ayam yang kemarin sepertinya tidak memungkinkan karena sudah sekitar 4 hari ini 4 anggota sobat cakrawala sakit. Sayang kalau tidak diteruskan bersama-sama prakaryanya feel nya kurang dapet.

“hmm.. gini aja kita nanti sepeda santai sambil menjenguk teman-teman yang sakit” seruku setelah berpikir cepat mengambil keputusan. Segera saja disusul teriakan “horeee!! Ahad sepeda santai” oleh para sobat cakrawala.

Oh iya. Aku menamai mereka sobat cakrawala, sekumpulan anak yang duduk dibangku kelas 5 SD yang merupakan pengunjung setia Rumah Baca Cakrawala. Biasanya mereka minta diajari matematika, mengaji Iqro ataupun surah-surah pendek, kadang juga meminjam buku, membaca ataupun mewarnai.

“kak, aku gak punya sepeda” celetuk salah seorang anak.

“ya. Nanti bisa kakak pinjamkan sepeda keponakan kakak. Jangan lupa bawa air minum masing-masing ya”

“siap kak!”
……………………………………………………….

Hari yang ditunggupun tiba, pukul 09.00 tidak kurang dari 10 sobat cakrawala telah berkumpul di rumah baca. Padahal aku menjadwalkan pukul 09.30 untuk berkumpul haha bersemangat sekali mereka. Segera kukeluarkan sepedaku yang telah berumur 11 tahun. Setelah persiapan pompa memompa ban sepeda kemudian disusul dengan membaca do’a Bismillahittawakaltu ‘alallah laa haula wala quwata illabillah kami pun melaju diantara bebatuan menuju rumah Nurul yang kabarnya terserang sakit demam sudah 5 hari lamanya. Selanjutnya disusul menuju rumah Mahlida, Mahmudah dan Halimatus.

Hai sobat cakrawala, kakak hanya ingin agar kalian mengerti dan mengamalkan bahwa mengunjungi orang sakit adalah salah satu kewajiban seorang muslim atas saudaranya.
…………………………………………………

Setelah mengunjungi serta mendo’akan teman-teman yang sakit kamipun duduk di bawah pohon besar untuk sekedar melepas penat dan menuntaskan dahaga. “kak, kita ke taman Minta Tirta yuuuk” sahut Mujid. “iya, boleh” sahutku riang. Segera saja tanpa dikomando mereka langsung menaiki sepeda menuju Taman Mina Tirta, yaitu sebuah tempat rekreasi berupa waduk buatan di pulau kami.
…………………………………………….

“Mampir Hutan Kota dulu ya!” seruku mengomando arah perjalanan. Menuju kawasan mina tirta sebelumnya haruslah melewati daerah hutan kota. Sayang kalau dilewatkan kebetulan akupun sudah lama tak kesana. Sesampai di Hutan Kota ternyata tak seperti yang kubayangkan tempat itu seperti tidak terurus. Sangkar burung raksasa penghuninya hanya ada sepasang burung dara saja. Dan pohon-pohon yang dulu lebat hanya tinggal sedikit dan bisa dihitung jari. Ternyata sudah banyak yang berubah dari Kota ini setelah kutinggalkan sekian lama.
…………………………………………………….

Selanjutnya ke tempat rekreasi Mina Tirta dan keadaannya sebelah dua belas dengan kawasan hutan kota. Tidak terurus. Sepeda air mangkrak di ujung dermaga, sepertinya tidak dapat digunakan lagi. Dan waduk buatan banyak sampah yang terserak. Akhirnya bersama sobat cakrawala kami punguti sampah tersebut. Sedikit berbuat dari pada tidak sama sekali untuk lingkungan yang lestari.

...................................................................

Berikut foto-foto seadanya dari sobat cakrawala, seadaya karena kakak tukang fotonya ngos-ngosan udah lama gak sepedaan hhhee

capek kakak... di tuntun saja ya sepeda nya. 

 ayo kumpulkan sampah..

masukkan sampah ke dalam karung

lalu, buang sampah pada tempatnya. beres deh. pekerjaan yang mudah sebenarnya :D

Inilah kami sobat cakrawala. ayo semua teriak cakrawalaaaaa! XD





Aksi Rumah Baca

Jumat, 04 September 2015

| | | 0 komentar
belum genap dua minggu keluarga kami menyulap perpustakaan keluarga ini menjadi semacam taman baca masyarakat.

bertempat di Jl. Ambawang RT 015 RW 001 Kelurahan Sarang Halang, Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan ruangan berukuran 8 x 5 m itu kini telah berjejer rapi koleksi buku-buku yang memang rutin dikirim keluarga di Jawa sejak saya kecil, hal tersebut didasari karena di kota saya tidak ada toko buku yang lengkap. jangankan semacam togamas ataupun gramedia, kios yang menjual buku bisa hitung dengan jari, mungkin hanya sekitar 2-3 toko saja itupun hanya terbatas buku pelajaran.

dilatarbelakangi dengan semangat berbagi dan dukungan dari keluarga besar tak kurang dari 12 kardus buku kembali dipaketkan dari Depok pada bulan juli yang lalu untuk menambah koleksi perpustakaan kami.

tetangga samping rumah yang berprofesi sebagai tukang kayu juga turut ambil bagian bersama ayah membuat rak-rak buku. dan beberapa hari kemudian tetangga tersebut kembali membuatkan kaki / sandaran papan tulis. Alhamdulillah, Semoga Allah membalas kebaikanmu pak :)

"biar anak-anak yang belajar enak liatnya" kata beliau

dan hari ini keharuan semakin bertambah, 2 gadis kecil kelas 5 SD tergopoh-gopoh membawa meja kecil.

"kak ini mejanya kami berikan untuk rumah baca, biar enak belajarnya" seru mereka riang dengan nafas memburu karena ngos-ngosan. selama ini meja-meja kecil memang baru tersedia 5 buah saja.

"Masya Allah, kalian bawa ini dari mana?" sahutku yang sempat terkejut dengan kedatangan mereka

"dari gang 45 kak!"

MasyaAllah gang 45 itu jaraknya sekitar 500 m dari rumah baca. begitu semangatnya mereka. kebaikan mengalir dari tangan-tangan mungil itu.

fabiayyi ala irobbikuma tukadziban...

.........................................................
tetaplah berbuat baik
karena kebaikan itu mengalir..
tetap tebarkan ketulusan
karena ketulusan itu menular
(yAn)
.......................................................

Belajar B. Arab bisa sambil bermain sembari menghapal kosa kata dan susunan bahasanya :)

Membuat pajangan nan elok dari bunga kering di sekitar, tak perlu mahal untuk berkarya :)


serunya membaca untuk menambah pengetahuan :)

pencil warna, crayon yak semua sudah siap untuk memadukan warna :)

saatnya belajar mengerjakan PR dan latihan tugas-tugas di sekolah

ssstttt jangan berebutan buku yak :)