Cerita dari Rumah Pemenangan, Kalah atau Menang Kami Tetap Bekerja

Senin, 31 Maret 2014

| | |


Rumah Pemenangan, kami menyebutnya rumah pemenangan sebuah rumah berbentuk panggung rendah khas rumah adat suku banjar pada umumnya, berjarak tak jauh dari rumahku, tepat di dekat Gang masuk menuju rumahku sendiri. Ada banyak cerita dari rumah ini, rumah ini menjadi saksi perjuangan. Ketika dulu aku suka memutar nasyid Shoatul Harokah dan Izzatul Islam yang menggemakan nafas perjuangan untuk membasmi kantuk saat tengah malam mengerjakan tugas-tugas kuliah yang menghabiskan kertas ber-rim-rim banyaknya. Di sini, dari rumah ini aku baru menyadari jikalau syair-syair dari nasyid tersebut benar-benar meniupkan nafas semangat perjuangan untuk meraih kemenangan ISLAM.

“Luruskan lah niatmu hai sahabat, Membina umat,Menggapai hidayat
Tetapkanlah Langkahmu hai sahabat, Tapaki jalan perjuangan
Dan debu-debu jadi saksi, peluh dan darah menghias diri
Kan tetap setia pada janji. Hingga kemenangan atau Kesyahidan kan diraih nanti”
(Hai Sahabat, Izzatul Islam)
Sama dengan hadist pertama Arabain nawawi yang disebutkan adalah tentang niat
Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya setiap  perbuatan tergantung niatnya.  Dan  sesungguhnya  setiap  orang  (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan.
Jadi ceritanya sudah 3 minggu ini aku ikut-ikutan sibuk dirumah perjuangan itu, hampir tiap hari main kesana. Sibuk menjadi tenaga relawan meng-entri data, memasukkan data ke desain KTA, mem-print, lalu dipotong, dilaminating lalu dipotong lagi. Jumlahnya? Sekitar 5000an. Ribuan KTA yang merampungkan semuanya hanya aku, kak Fuad dan budhe kadang kalau lagi rame ngumpul bpk-bpk caleg yang merupakan orang struktur DPD juga ikut memotong sambil terus berdiskusi untuk pemenangan dakwah, ini yang namanya kerja keras. Kalau dulu ketika status masih mahasiswa mudah saja pekerjaan seperti ini di babat habis dengan banyak tenaga relawan ada adek2 ada mbak2 yang siap sedia membuat bunga atau potongin stiker ketika kampanye presbem, namun sekarang kondisinya telah berbeda.

Oke. Kembali ke cerita tentang niat. Di sela kegiatan potong memotong banyak cerita yang mengalir, salah satunya yang membuat ku tertegun adalah ketika menjelang pilkada kemaren ada bencana banjir di suatu desa, dengan semangat melayani dan mensejahterakan masyarakat pihak DPD PKS membuka posko pengobatan, check up gratis serta pembagian obat gratis. Sambutan masyarakat sangat antusias saat itu, tak dapat dipungkiri selain niat ikhlas membantu ada terbesit harapan agar masyarakat disana dapat mengenal PKS, mendukung dan bisa memberikan suara untuk PKS. Namun yang terjadi ketika hari pencoblosan dalam tabulasi suara di desa itu hanya satu suara untuk kita dan itupun hanya dari saksi yang bertugas disana. Kita mendapat “serangan fajar” cerita Kak Fuad. Serangan fajar yang dimaksud ialah serangan dari kubu lain yang membagi-bagikan uang di pagi hari kepada masyarakat pada hari-H pencoblosan. “Kalau sudah seperti itu, lupa sudah kebaikan-kebaikan yang pernah dilakukan, semuanya terbuai dunia terbuai oleh uang. Yah ini menjadi evaluasi bersama entah niat kita yang kurang lurus atau apa, tapi menurut ana ketika kita tau sifat masyarkat yang cenderung seperti ini, satu-satunya jalan perubahan adalah melakukan pembinaan, yang jelas kalah atau menang kita tetap bekerja” kata kak Fuad yang sudah 5 tahun bekerja menjadi administrasi DPD. 

Akupun menimpali kalau kemaren baru mendengar kabar kalau caleg XxXx berjanji akan memberikan 10 Jt perdesa jika terpilih nanti dan itu uang semua gak ada daunnya. "Kalau terpilih? Kalau antum paham RUU Desa Bab VIII tentang keuangan desa, salah satu sumbernya adalah dana APBD. Jadi, mudah saja ketika sudah terpilih caleg tersebut mencairkan dana APBD untuk desa" sahut Kak Fuad lagi. Jadi artinya memang ada dana khusus untuk desa dari APBD sedangkan pada kenyataannya banyak masyarakat yang belum paham dan berfikir si caleg tadi akan pakai uangnya sendiri. "Iya, itulah mirisnya, anomali social masyarakat di desa-desa kita ini masih terbuai dengan uang, pilkada kemaren ngeri loo. Uang itu sudah berhamburan di sana sini.. Nah Kita bikin yang beda saja. Bukan janji tapi target satu desa satu halaqoh, untuk pembinaan masyarakat. antum berani?" kata Kak Fuad sambil tertawa entah bercanda atau benar-benar akan dilakukan yang jelas kita semua disini, di rumah pemenangan ini memiliki satu harapan yang sama. Harapan untuk menegakkan keadilan dan kesejahteraan untuk masyarakat dengan penuh keberkahan Allah menjadikan negeri ini menjadi negeri Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur (negeri yang subur dan makmur, adil dan aman)

“CINTA kita pada dakwah inilah yang akhirnya membuat energi kita selalu besar, selalu ada, dan terus ada untuk memperjuangkan dakwah kita ( Ustadz. Cahyadi Takariawan )

Pelaihari, Rumah Pemenangan DPD PKS Kab. Tanah Laut Kalimantan Selatan

#Intermezzo

* Kak, bisa nyetir mobil?
% wah afwan, ana gak bisa nyetir mobil, memang ada apa?
* owh nggk, kalau bisa. minta tolong bantuin bersih2 atribut pakai mobil pick up, lagi gk ada orang nih heee
%$()(&$#@!

0 komentar: