Ekspedisi MAHAMERU 3676 mdpl (Bagian Pertama)

Selasa, 11 Februari 2014

| | |


# Berawal dari Ranu Kumbolo
31 Desember 2012. pertemuanku dengan Surga Gunung Semeru yaitu danau Ranu Kombolo dengan rombongan santika dan ami (*paman) kepanduan, hujan deras di bulan desember tak menyurutkan langkah agar segera sampai di danau tersebut. Karena datang di ranu pani sudah menunjukkan pukul 4 sore segeralah rombongan melakukan tracking di malam hari, padahal tracking malam-malam dengan di guyur hujan sangat berbahaya buat pendaki, nanti kalau hilang gimana? Kalau ketemu alien? Ah sudahlah. Nekat saja. Hingga sampai lah di ranu kumbolo pukul 1 dini hari. Meniti Kabut . Perjumpaan dengan ranu kumbolo memberikan siluet mempesona puncak mahameru. Membuatku bertekad agar suatu saat aku ingin kesana mencapai puncak mahameru, puncak para dewa. Suatu saat nanti, entah kapan yang jelas sebelum kepulanganku ke tanah kelahiran. Rindu Mahameru

# Impian yang tertunda-tunda
                Agustus 2013 “mbak ayo kita upacara tujuh belas agustusan di kalimati” ajak beberapa orang adik junior yang juga senang dalam hal daki mendaki. Ya ampun ingin sekali rasanya ikut, tapi tugas akhirku? Toeflku? Tak bisa ditinggalkan apalagi tulisan besar di dinding kamar “TIDAK AKAN PULANG KAMPUNG SEBELUM WISUDA!!” rasa-rasanya itu tulisan selalu menampar pipi dipagi hari. Dan benar saja ketika yang lain 17 agustus upacara bendera di kalimati. Aku sibuk berkutat dengan soal-soal untuk merdeka dari toefl di upt bahasa ITS.
                Tak jadi muncak di bulan agustus dengan beberapa kawan-kawan jurusan berniat muncak satu bulan sesudahnya, saat persiapan wisuda sudah benar-benar selesai segala tetek bengek yudisium, penyerahan ktm, toefl dll agar bisa muncak dengan tenang tanpa beban pikiran persiapan wisuda di bulan September nanti. Setelah jarkom sana-sini, posting sana-sini akhirnya terkumpul  8 orang yang berniat muncak ke semeru 5 laki-laki dan 3 perempuan. Namun hingga H-2 tak ada kabar berita tentang persiapan atau apalah yang berbau-bau pendakian. Hingga muncul pertanyaan “sakjane iki sido muncak gak seeh?” (kalau bahasa banjarnya “jadi benaikan kah kada buhannya ni yo?” kalau bahasa Indonesia “ini sebenarnya jadi muncak gak ya?). apa daya karena teman-teman jurusan gak jelas. Aku dengan seorang teman dekat berniat akan tetap muncak berdua saja kalau memang teman-teman yang lain membatalkan niatnya. Dan benar saja “arek-arek  gak sido muncak yan. Kita berangkat berdua aja ya opo?, siap gak?” itu pesan singkat dari vera. “Oke ver, kita berangkat berdua saja siaplah, bismillah”

# Prepare-prepare yoo
                Persiapan perbekalan, karena yang mendaki hanya dua orang, walhasil barang-barang yang minta ampun banyaknya hanya di bagi 2 orang saja. Logistik, obat-obatan, sleepbag, jaket dan pakaian sih bawa sendiri-sendiri yang harus di bagi bawanya adalah nasting, kompor portable, tenda naah loo nyari dimana nih akhirnya untuk tenda kita putuskan untuk nyewa saja. Tapi untuk Kompor dan nasting?? Aiih kita tak punya. “Yan, aku sudah pinjem kompor sama nasting ke anak TL, tapi besok dia mau keluar kota sebelum jam 6, sekarang aku masih di lamongan. Bisa ambilin gak di kosnya setelah subuh?” pesan singkat dari vera yang tertera di hapeku. Huaaa apa? Harus ke kos daerah anak cowok pagi-pagi buta ampuuunn. 

# Apapun yang terjadi tetap harus berangkat
                Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu pun tiba 11 september 2013 kami memutuskan untuk berangkat pukul 8 pagi, karena vera masih harus transfer data dikantornya , di tempat kerja praktek kita dulu. Masih pagi. Akupun memutuskan untuk jalan-jalan ke pasar keputih dulu beli jahe dan gula untuk perbekalan. Tepat jam 8 aku telpon vera…. Tuuut nada sambung tak ada balasan, setengah jam kemudian aku telpon lagi.. tuuut tetap tak ada balasan.. aneh.. telpon lagi… Alhamdulillah diangkat
“huwaaaaa yan, aku ketiduran”
“happppah??? ==?”
“huwaaaa aku belum ke kantor,, kamu dah siap”
“iya jeng.. dah jalan-jalan kepasar juga.. gimana ini ? aku ke kosmu ae yo”
Sesampai di kos vera… “wah ya apa ini? Tadi malam packing ku belum selesai, harus ke kantor juga” vera kelimpungan ==”
Aku hanya tertawa melihat tingkahnya “ya sudah tak tunggu di sini tak bantu packing, ente ke kantor aja. Pokoknya gak boleh gagal lagi brangkatnya.. APAPUN YANG TERJADI KITA AKAN TETAP BERANGKAT!”
“OK yan.. kita akan berangkat tunggu ya”
Ba’da sholat dzuhur di masjid dekat kos vera, ternyata vera sudah pulang dari kantor. Tepat pukul 13.00 wib kita menuju bungurasih menggunakan motor, memulai perjalanan ke mahameru hanya berdua, dilanjutkan naik bus ke malang, setelah itu naik len kearah tumpang. Sesampainya di tumpang hari sudah semakin sore hanya ada satu mobil pick up yang biasa membawa pendaki hingga ranu pani. Takut kemalaman kita segera memutuskan untuk menggunakan angkutan tersebut. Dalam mobil pick up untuk menghindari kebosanan aku berbincang-bincang dengan kakak supir yang sejak lama sudah menggeluti profesi mengemudinya. Bahkan pernah tertidur di hutan karena mobilnya mogok, wah wah super sekali..  Sedangkan vera tertidur, mungkin karena tadi malam begadang mengerjakan laporan kerjanya. Senja merah melewati rute tumpang-rani pani yang naik turun gunung membuat mata tak berhenti berkedip menikmati daerah pegunungan tengger dengan lukisan awan merah diatasnya. Subhanallah kuasa Ilahi yang tak bertepi.. 

# Jangan pernah meledek lagi karna kau akan kualat
              Masih di dalam mobil pick up. “loh mbak ini muncaknya cuman berdua?” Tanya kakak supir
“iya. Cuman berdua , awalnya mau berdelapan tapi gak jadi”
“looh kog gak jadi, itu cowok2nya masak kalah sama dua cewek gini”
“iya rencananya yang berangkat 8 orang 5 cowok 3 cewek tapi batal semua akhirnya tinggal kita berdua.. yang 2 cowok dulu bilangnya sudah pernah ke sini tapi cuman camp di ranu pani”
“weleh mbak. Kog yo nge camp Cuma di ranu pani . ranu pani itu parkiran.. waaah rugi temen sampeyan itu jauh-jauh kog Cuma sampai ranu pani”
Aku hanya tergelak tawa..
        Sampai di ranu pani adzan maghrib berkumandang. “wah yan, sudah gelap gini, kantor perizinan sudah tutup malam ini kita terpaksa tidur di ranu pani” kata vera. “haha.. iya. Kita tidur di musholla aja” sahutku sambil nyengir-nyengir teringat perbincangan di mobil pick up dengan kakak supir, sudah ngeledekin temenku yang dulu pernah nge camp di ranu pani.. akhirnya kualat aku pun malam ini harus ngecamp di ranu pani.. (ngeledekin orang sih)..
                Sesampai di mushollah.. tiba-tiba ada yang menyambut sambil bersalaman “ukhty dari mana?” seorang akhwat, mungkin karena melihat pakaianku yang sama stylenya mengira aku temannya.. ooowwh ternyata mereka adalah rombongan KAMMI Pala yang diketuai Liyuda juga sedang ingin melakukan pendakian. Ada yang dari banten, Palembang lampung, bahkan Kalimantan… mereka masih menunggu rombongan yang lain sehingga malam itu pun juga terpaksa menginap da ranu pani. Akhwat tidur di musholla dan ikhwan mendirikan tenda di luar.

# Berapa rombongan mbak? Cuma 2? Cewek semua?
                Pagi hari 12 September 2013. Begitu kantor perizinan buka kami langsung menyerbu dan bersiap untuk muncak.. horeee!!! Akhirnya muncak juga.. di kantor perizinan bapak penjaganya bertanya dengan nada terkejut “Berapa rombongan mbak? Cuma 2? Cewek semua?” .. ku jawab dengan tersenyum “iya pak. Sebelumnya sudah pernah ke sini kog” …”ooh ya sudah hati-hati ya mbak” pesan bapak penjaga. setelah perizinan selesai, aku dan vera tak lupa pamitan dengan rombongan KAMMI Pala. 

 Iseng nempel Fotocopy KTP di papan stiker dekat perizinan mendaki

Baru memasuki pintu gerbang kita bertemu dengan rombongan 5 orang cowok dari trisakti, percakapan yang sering terjadi saat mendaki yang pertama pasti saling Tanya asal? Dan rombongannya ada brapa?
“dari mana mbak?”
“Surabaya ITS, mas nya?
“trisakti, Jakarta, ini Cuma berdua aja mbak?”
“hhe , iya..”
“wuuiiih mantaap, hati-hati mbak. Kita duluan ya”
…………………
Tak lama kemudian bertemu lagi dengan rombongan dari UMM malang. Dan pertanyaannya sama. Dan reaksinya sama ==? “Berapa rombongan mbak? Cuma 2? Cewek semua?, wuiiih sangaar” ada apa sebenarnya ini.. bagiku dan vera kita sudah sering melancong cewek semua ketika survey tugas kuliah. Mulai dari pelosok Surabaya jembatan Suramadu sampai pesisir daerah Sidayu Gresik naik perahu pula. Disini kenapa orang-orang pada heran semua ya?

Waktu Maen ke Daerah Pesisir
 
# Maaf, jalanku seperti siput
Akhirnya sampai pos 1.. aku sudah ngos-ngosan sedangkan vera masih segar bugar.. menuju pos 2 aku sudah mulai sering berhenti istirahat. Sedangkan vera masih jalan terus tak kenal lelah “yan, tak tunggu di pos 2 ya.. “ ..”iya ver, duluan aja” sahutku sambil ngos-ngosan.. sampai pos dua ketemu vera. “yan, jalan lama amat ==” “hhe iya ver maaf, jalanku kayak siput” “ayo jalan lagi bentar lagi pos 3 ranu kumbolo”… daan jalanku semakin lambat vera lagi-lagi ku minta berjalan lebih dulu biar tidak selalu menoleh  kebelakang melihat siput yang ngos-ngosan ini. Akhirnya sampai pos 3 istirahat sejenak. Tiba-tiba datang 2 orang yang juga ingin melepas penat di pos 3. Pelajaran pertama yang hanya kudapatkan ketika mendaki gunung #SEMUA ORANG MENJADI RAMAH DAN SALING BERBAGI BEKAL
“Mbak dari mana?” Tanya salah seorang cowok tadi
“Surabaya”
“Loh aku yo Surabaya PPNS tapi sekarang sama rombongan magetan”
“Looh tetanggaan. Aku PWK ITS” sahutku riang karena kampus kami hanya terpisah oleh parkiran motor
“Anak JMMI ya mbak?”
“Loh kog tau?”
“Soalnya mbak muncak pake rok”
Ini di gunung dan aku masih di kenali sebagai anak LDK (Lembaga Dakwah Kampus) .. yah, memang tak dapat di sangkal rok dan jilbab lebar selalu identik sebagai ciri khas muslimah .. teringat sebuah pesan KEMANAPUN KAKI MELANGKAH, JANGAN LUPA UNTUK SELALU MENANCAPKAN BENDERA DAKWAH, MENUNJUKKAN IDENTITAS MUSLIM YANG SEBENARNYA.. 

# Semangat ukhty !!!
 Turun dari pos 3 menuju Ranu Kumbolo, aku dan vera memutuskan untuk mendirikan tenda dekat tanjakan cinta agar besok pagi berjalan tidak terlalu jauh. Menuju area tanjakan cinta, Vera sudah berjalan jauh di depan sedangkan aku  tertinggal di belakang. Capek. Aku memutuskan duduk sejenak sambil mengambil nafas. Tiba-tiba ada rombongan dari arah berlawanan yang sepertinya sudah ingin turun. Aku hanya bisa tersenyum tak kuat menyapa sudah ngos-ngosan betul, beban di tas carier sepertinya kelebihan. “ayo semangat ukhty, sebentar lagi Ranu Kumbolo!” sahut orang terakhir dari rombongan tersebut sembari mengepalkan tangan memberi tanda semangat.. hah.. lagi-lagi ini di gunung dan aku di panggil ukhty , terharu hueeee T^T (karena biasanya yang manggil ukhty hanya anak-anak masjid dan nggk semuanya manggil aku ukhty, biasanya langsung panggil nama karena aku juga jarang memanggil dengan sebutan ukhty ataupun akhi hihi ^^v)

 Ranu Kumbolo

# Ranu Kumbolo
Malam itu aku kembali melepas rindu dengan seribu bintang gemintang di Ranu Kumbolo dan bulan yang menyabit. Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

# Mbak PWK, Mas elektro.. sayang, ternyata kita tak berjodoh
13 Agustus 2013 pukul 08:00 wib. Aku dan vera melewati tanjakan cinta, menuruni padang lavender oro-oro ombo, memasuki area cemoro kandang dan jambangan. 


 Oro-oro Ombo, sayang, sedang musim kemarau, kalau musim hujan tempat ini akan menjadi padang lavender, sejauh mata memandang yang terlihat hanya bunga-bunga ungu

Tak sabar untuk segera sampai di jambangan karena jambangan adalah taman bunga edelweiss.. horeeee edelweiss, bunga abadi.. 

 Edelweis di Jambangan
saat melewati jambangan tiba-tiba dari arah kanan ada rombongan 5 orang cowok yang tampak tergesa. Satu orang  terakhir tiba-tiba menyapaku dari arah belakang.
“mbak, ITS ya?” Karena pada saat itu aku memakai jaket jurusan yang ada logo ITS nya.
“iya PWK ITS 09, masnya juga?” jaket elektro yang juga sangat familiar untuk mahasiswa ITS
“iya,  elektro ITS 09, berapa orang? Cuman berdua?”
“iya, Cuma berdua” (ini mungkin sudah beribu pertanyaan yang kujawab iya, Cuma berdua saat orang-orang menanyakan jumlah rombongan)
“waaah, sangaar nginep di kalimati kah mbak? Nanti bangun tendanya deketan aja. Biar nanti malam muncaknya bareng sama kita”
“iya nginep di kalimati, waah boleh. Tadi juga niatnya nyari barengan buat muncak nanti malam”
“ok. Mbak ketemu di kalimati ya. Tak duluan”
Mas elektro pun segera berlalu. Mungkin karena barengin jalanku yang seperti siput dia jadi jauh tertinggal dengan teman-temannya. Vera pun sudah tidak kelihatan lagi..
Sesampai di kalimati aku dan vera celingukan nyari mas elektro tadi.
“Assalamu’alaykum ukhty” tiba-tiba ada yang menyapa.
“wa’alaykum salam. Wah rombongan dari mana ini?” jawabku saat menoleh ternyata yang mengucapkan salam tadi adalah rombongan yang sedang memberekan tenda. Sepertinya ingin melanjutkan perjalanan pulang.
“ini kita dari KAMMI PURWOKERTO, ikhwannya mana ukh? Cuma berdua?”
hha pertanyaan ini lagi.. “ikhwannya nggak ada. Kita Cuma berdua”
“Masya Allah, akhwat tangguh muncak Cuma berdua”
Aku dan vera hanya bisa tersenyum entah sudah berapa orang dengan reaksi yang sama.
“loh. Ini akhwatnya mana?” sahutku lagi.
“owh salah ukh ini bukan kammi purwokerto tapi KITA (Kammi Ikhwan Tanpa Akhwat)”
Sejenak berbincang riang dengan rombongan kammi purwokerto. Aku dan vera melanjutkan mencari mas elektro tadi, taak bisa membayangkan kalau nanti malam tak ada barengan ke puncak, track yang berbahaya dan dimalam hari. Lelah mencari akhirnya bertemu dengan rombongan UMM yang ketika di Ranu Kumbolo tenda kita bersebelahan. Rombongan UMM 10 Orang 6 cowok dan 4 cewek.
“mau bangun tenda dimana mbak?” Tanya Hari yang ketua rombongan UMM
“masih nyari temen mas, tapi kog gak ketemu-ketemu ya”
“sudah mbak. Bareng kita aja muncak nanti malam. Tendanya tak pasangin mbak2nya masak aja dulu”
Alhamdulillah. Maaf mas elektro, sepertinya kita tak berjodoh. Aku dan vera akhirnya bergabung dengan teman-teman UMM dan akan menuju puncak bersama nanti malam.

~~ bersambung dulu ^^ kisah selanjutnya ::


# Merangkak menuju puncak dewa 3676 mdpl
# Naik 3 langkah Mundur 1 langkah
# Loh… mas elektro lagi
# Mbak? Tuk.. tuk.. kog membeku?
# Alhamdulillah mimpi yang benar-benar nyata PUNCAK MAHAMERU
# Perpisahan dengan pulau Jawa
# 2 malam di kali mati
# Cerita Nabi – Nabi
# Sunrise di gunung, sunset di laut, tapi aku lebih suka menatap langit malam dari manapun
# Siput yang semakin melambat
# Ini adalah perjalanan hati
# Gununglah yang mempertemukan dan mempersatukan hati kita

0 komentar: