Bertempat di bilangan Kalibata Tengah, Jakarta
Selatan, hari Kamis, 2 April 2015 #IndonesiaTanpaJIL kembali melaksanakan
agenda rutin Sekolah Pemikiran Islam (SPI) untuk kelima kalinya. Hujan yang mengguyur
Jakarta pada sore hari dan macet yang tak terkendali ternyata tidak menyurutkan
semangat para peserta untuk menyimak materi. Dalam kesempatan kali ini tema
yang dibahas adalah tentang Konsep Wahyu dan Kenabian yang dibawakan oleh
Mahasiswa tingkat akhir Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta Ustadz Muhammad Fadhila Azka sebagai narasumbernya.
“Wahyu tidak bisa dipisahkan antara subjek dan
objeknya, ada pesan, ada penerima pesan, ada penyampai pesan, ada yang
berpesan, dan ada sebab atau sejarah kenapa pesan tersebut disampaikan. Itu semua
harus dipahamai secara utuh karena saling berkaitan erat untuk mendapatkan
pemahaman dan makna wahyu yang sebenarnya” ujar Azka.
Selanjutnya Azka menjelaskan bahwa Wahyu yang dapat
dipercaya kemurniannya adalah wahyu yang bersifat otentik, sebagaimana Al-Qur’an benar-benar murni dari
Allah, tidak ada campur tangan manusia. Al-Qur’an bukan suatu yang datang dari
imajinasi atau inspirasi Rasulullah dan bukan spekulasi filosofis atau sejarah.
Diakhir
materi penggiat #IndonesiaTanpaJIL ini menekankan bahwa Wahyu adalah solusi
hidup manusia. “Wahyu adalah matahari dan akal adalah mata” pungkasnya mengutip
syair Imam Al-Ghazali.
Perkuliahan SPI Jakarta yang kelima ini disambut
positif oleh para pesertanya. Terlihat dari antusias peserta yang memiliki
banyak pertanyaan. Salah satu pertanyaan menarik “Ada orang-orang yang memahami
wahyu namun bukan Nabi dan Rasul seperti halnya Waraqah bin Naufal yang melihat
tanda-tanda kenabian pada diri Nabi Muhammad sewaktu kecil. Wahyu yang manakah
yang mereka pahami tersebut, bukankah Injil telah diselewengkan?”. Menjawab
pertanyaan tersebut Azka mengatakan bahwa adanya orang seperti Waraqah Bin
Naufal mengindikasi bahwa ahlul kitab atau orang yang beriman kepada kitab
setalah Allah menurunkan kitan Injil sebelum Al-Qur’an itu masih ada yang
benar, mereka beriman kepada injil bukan bible. Injil berbeda dengan Bible, Bible
telah diselewengkan oleh manusia karena mereka congkak menolak kebenaran wahyu.
SPI #ITJ Jakarta, perkuliahan ke V
Reportase : Rosmayani Nor Latifah
0 komentar:
Posting Komentar