Cerita Dari Tanah Ibukota

Minggu, 02 November 2014

| | |


Berdiam lama di suatu tempat ternyata membuatku bosan juga. Maklumlah anak kinestetik yang tidak bisa hanya diam saja, bosan 4 bulan berada di lereng gunung salak menggarap lahan pertanian akhirnya pada akhir pekan kali ini kuputuskan untuk melancong ke Jakarta. Sejenak mengintip hingar bingar perkotaan yang tak pernah tidur menyambung silaturrahim dengan beberapa kawan lama dan iseng-iseng berencana menghadiri 2 seminar.
Tepat pukul 14.00 pada hari jum’at yang merupakan hari terakhir di bulan oktober dengan menaiki angkutan umum hingga 2 kali oper sampai juga di stasiun bogor. Kartu comuterline dan karcis tujuan stasiun pasar minggu sudah ditangan. Horeee saatnya petualangan dimulai bermodal nekat tanpa tau arah, namun langkah pasti khas penjelajah tak pernah goyah. Dan salah satu firman Allah yang kusuka dan membuat hati riang saat menjejakkan bumiNya.


Di comuterline kubaca lagi petunjuk moda angkutan yang akan digunakan menuju tempat kos salah seorang teman di kampus perjuangan.
“turun st. pasar minggu setelah itu naik angkot merah s11”
beberapa saat ragu “benar st. pasar minggu ? jangan-jangan kurang ngetik pasar minggu baru” kutanyakan lagi dengan temanku tadi.
“oh.iya yaan. Pasar minggu baru afwantdi mbak yang ngasih tau salah”
Wuiiii kenyataan ini membuat otak berpikir keras, bimbang seperti berada di persimpangan jalan. karcisnya hanya sampai st. pasar minggu kalau turun pasar minggu baru kena penalty dan kartu comuterline pastinya tidak dapat dikembalikan dan ditukar dengan uang jaminan.  Kalau turun pasar minggu dulu lalu beli tiket lagi ke pasar minggu baru yang hanya satu stasiun setelahnya ribet amat jadinya. Amat aja gak suka ribet-ribet. Ya sudahlah kuputuskan kena penalty tidak apa-apa hhehe. Dan benar saja turun st. pasar minggu baru kartu comuterlineku tidak berfungsi dan akhirnya petugas menghampiriku.
“wah neng kartunya kena penalty, harusnya turun pasar minggu ini neng”
Ku jawab dengan tampang polos dan sedikit nyengir kuda ku jawab singkat “hhehe iya pak”
“kartunya saya ambil ya neng. Gak bisa di kembalikan lagi”
“oh. Iya pak . trimakasih”

PELAJARAN NOMER 1
“Ketika melancong ke tempat yang baru atau daerah asing”
TANYAKAN DENGAN JELAS ALAMAT DAN CARA MENUJU KE ALAMAT TERSEBUT JIKA MENGGUNAKAN ANGKUTAN UMUM.

                Nah loo ada dua jalan sekarang samping kanan dan samping kiri stasiun sama-sama jalan besar yang lewatin kendaraan. Bimbang lagi nih ceritanya benar-benar berada di persimpangan jalan. Kuputuskan untuk ke kanan terlebih dahulu, karena Rasulullah mengajarkan bahwa tangan yang baik itu adalah tangan kanan. Ah sok bijak.. lebih tepatnya karena di seberang jalan sebelah kanan ada penjual tahu goreng kress yang menggiurkan karena sedari tadi perutku sudah keroncongan hahaha.
“Bang, tahunya berapaan?”
“700 perak neng”
“beli 5 ya bang”
“bang, angkot merah s11 nyegatnya dimana ya?”
“wah gak ada disini neng, yang lewat sini itu angkot 64 sama 35 biru, kalau yang merah samping kiri stasiun itu. Tapi gak ada yang s11 adanya 05”
“ooh.. nyebrang rel berarti ya bang?” (wah yang benar ternyata jalan kearah kiri, tapi tidak apa-apa karena sudah bertemu dengan gorengan dan abang tukang gorengan yang baik hati)
“iya neng. Tapi nyebrangnya yang di samping halte itu noh. Jangan yang di depan ini bahaya”
“oh iya bang, terima kasih”
“berterimakasih lah dengan Allah neng”
“ha??” (sejenak nyengir kuda dan bilang Alhamdulillahi rabbil A’alamiin)

PELAJARAN NOMER 2
“Ketika melancong ke tempat yang baru atau daerah asing”
TANYAKAN ARAH ANGKUTAN YANG INGIN DI TUMPANGI KEPADA TUKANG ANGKOT, PEJALAN KAKI ATAUPUN GORENGAN, JANGAN KEPADA TUKANG OJEK KARENA KEMUNGKINAN BESAR AKAN DIBILANG JAUH DAN DIBUJUK UNTUK NAIK OJEK SAJA
(pengalaman teman)

Haltenya jauh sepertinya lewat gundukan rel ini lebih dekat, baru saja berjalan kea rah rel yang pagar durinya sudah koyak-koyak ada seorang bapak setengah berteriak dari arah seberang
 “neng, jangan lewat situ bahaya. Lewat samping halte depan itu saja lebih aman”
Nyegir kuda andalan sambil mengucapkan terimah kasih, akhirnya aku berjalan menyebrang rel dari samping halte. Tadi abang gorengan sudah bilang bahaya tapi ternyata aku nakal sekali sampai abah2 di depan teriak bahaya juga. Allah masih menyayangiku ternyata selain jalannya curam ada kabel listrik yang putus di sekitar jalan tadi Alhamdulillah.

PELAJARAN NOMER 3
“Ketika melancong ke tempat yang baru atau daerah asing”
PERHATIKAN DENGAN SEKSAMA DAN DALAM TEMPO SESINGKAT-SINGKATNYA APABILA ORANG LAIN BERKATA “BAHAYA”

Sampai di seberang rel, benar saja angkot merah telah berjajar dengan nomer punggung 05.
“Bang, Angkot s11 nyegatnya dimana?”
“Jauh neng, naik ini aja dulu nanti nyambung lagi pakai s11”

PELAJARAN NOMER 4
“Ketika melancong ke tempat yang baru atau daerah asing”
JANGAN PERNAH MALU UNTUK BERTANYA, MESKIPUN HARUS SAMPAI BERKALI-KALI DENGAN ORANG-ORANG YANG BERBEDA “KARENA MALU BERTANYA SESAT DI JALAN”

                Singkat cerita akhirnya aku berhasil bertemu dengan teman lama saat masih berjuang di kampus perjuangan. Temanku ini istimewa karena dia mendapatkan beasiswa Magister Manajemen di kampus bussines school Prasetya Mulya. Malam itu di kamar pojok bangunan kos kita bercerita tentang mimpi-mimpi kita, paradigma bahwa menjadi pegawai memang dianggap memiliki prestise di masyarakat umum. Hingga akhirnya kita memiliki kesimpulan sama “Kalau tidak memutuskan membangun mimpi kita dari sekarang, maka kita sedang bekerja untuk mewujudkan mimpi orang lain” semoga Allah merangkul Mimpi-mimpi kita teman. Dan benar saja pada keesokan harinya saat menghadiri seminar dari IKA ITS (Ikatan Alumni ITS) di daerah manggarai dengan 2 narasumber yang sangat luar biasa yaitu Bapak M. Hassan alumini teknik sipil yang sekarang menjabat menjadi salah satu Direktur PT. Jasa Marga. Beliau berpesan :
                “Ketika kamu memutuskan untuk menjadi pegawai maka teruslah berkarir dengan asas manfaat hingga dapat menjadi top leader pegawai, bercita-citalah setinggi langit, karena jika kamu suatu saat akan terjatuh, kamu masih terjatuh diantara bintang-bintang”
                Narasumber yang kedua adalah dari Bpak. M. Rifqi Isnanda alumni Teknik Mesin . M-30 beliau menjabarkan tentang perjalanan karir beliau yang 4 tahun bekerja di perusahaan asing yang mana jajaran direksi dan manajernya adalah orang jepang. Sadar tidak dapat menjadi top leader di perusahaan tersebut pak Rifqi memutuskan untuk menjadi pengusaha hingga menuai cerita indah pada hari tua. Beliau berpesan untuk jangan pernah takut dan haruslah focus dalam menetapkan langkah hidup. Jika ingin bekerja menjadi pegawai ya bekerjalah dengan maksimal hingga menjadi top leader. Namun jika memutuskan untuk menjadi pengusaha ya harus fokus menjadi pengusaha, jangan pernah mendua. Dari acara tersebut banyak pengalaman menarik dari para alumni yang awalnya mereka menjadi pegawai hingga terkumpul cukup modal dan mencoba untuk berwirausaha. 

PELAJARAN NOMER 5
“Ketika melancong ke tempat yang baru atau daerah asing”
LIST ACARA/KEGIATAN YANG AKAN DIIKUTI, CATAT TEMPAT DAN WAKTUNYA SERTA CARI INFORMASI TERLEBIH DAHULU BAGAIMANA CARA MENUJU TEMPAT TERSEBUT JIKA MENGGUNAKAN ANGKUTAN UMUM

Malam minggu tiba-tiba grup wa ibd2 ramai akan pengumpulan tugas bmc (bussines model canvas) sinkronisasi dengan wilayah penempatan. Astagfirullah aku sama sekali lupa dengan tugas itu, begitu pula yang lain sepertinya kami sedang terlena hha. Kutanyakan pada temanku bagaimana kalau telat dalam pengumpulan tugas ? “yaaa, paling jatah bulanannya dipending sampai batas waktu tertentu” weeewwww ini berkaitan dengan kelangsungan hidup bulan depan harus segera dikerjakan dan dikumpulkan. Walhasil kuputuskan untuk pulang  ke bogor minggu pagi tepat pukul 07.00 rencana untuk mengikuti bedah buku teologi Syi”ah oleh Ustad Hamid Fahmi Zarkasiy dari INSIST di daerah Menteng batal. Mungkin lain kali kita bisa bertemu lagi ya Ustadz (teringat saat masih di kampus sering mendengarkan kajian dari Al-Ustadz tersebut).

PELAJARAN NOMER 6
“Ketika melancong ke tempat yang baru atau daerah asing”
PASTIKAN SEMUA TUGAS TELAH DIKERJAKAN AGAR ACARA MELANCONG DAPAT TENANG DI PERJALANAN DAN HATIPUN RIANG

 selamat tinggal Jakarta dengan udara hangat-hangat kuku dan ciri khasnya yang macet hura-hura. acara melancong ini telah memberikan semangat baru dan lebih banyak mengucapkan syukur kehadiratNya. keras kehidupan Ibukota membuat setiap orang berpacu mengais nafkah mulai dari kantor-kantor yang menjulang tinggi hingga sudut-sudut kampung sempit, Namun yang membuatku trenyuh sebuah surau di pojok jalan itu kala maghrib kemarin ramai lantunan ayat suci oleh para pemuda hingga bapak-bapak paruh baya. Sungguh hati-hati yang berserakan itu telah berkumpul untuk menyeru panggilan dan membaca surat CintaNya. Terimakasih Jakarta :) eh salah kata abang tukang gorengan "Berterimakasihlah pada Allah neng".. Terima Kasih Allah :)


 
*no picture but no hoax
Karena saya phobia kamera hha







               

0 komentar: