Berdiam lama di
suatu tempat ternyata membuatku bosan juga. Maklumlah anak kinestetik yang
tidak bisa hanya diam saja, bosan 4 bulan berada di lereng gunung salak
menggarap lahan pertanian akhirnya pada akhir pekan kali ini kuputuskan untuk
melancong ke Jakarta. Sejenak mengintip hingar bingar perkotaan yang tak pernah
tidur menyambung silaturrahim dengan beberapa kawan lama dan iseng-iseng
berencana menghadiri 2 seminar.
Tepat pukul
14.00 pada hari jum’at yang merupakan hari terakhir di bulan oktober dengan
menaiki angkutan umum hingga 2 kali oper sampai juga di stasiun bogor. Kartu comuterline
dan karcis tujuan stasiun pasar minggu sudah ditangan. Horeee saatnya
petualangan dimulai bermodal nekat tanpa tau arah, namun langkah pasti khas
penjelajah tak pernah goyah. Dan salah satu firman Allah yang kusuka dan membuat
hati riang saat menjejakkan bumiNya.
Di comuterline
kubaca lagi petunjuk moda angkutan yang akan digunakan menuju tempat kos salah
seorang teman di kampus perjuangan.
“turun st. pasar
minggu setelah itu naik angkot merah s11”
beberapa saat ragu
“benar st. pasar minggu ? jangan-jangan kurang ngetik pasar minggu baru”
kutanyakan lagi dengan temanku tadi.
“oh.iya yaan. Pasar
minggu baru afwantdi mbak yang ngasih tau salah”
Wuiiii kenyataan
ini membuat otak berpikir keras, bimbang seperti berada di persimpangan jalan. karcisnya
hanya sampai st. pasar minggu kalau turun pasar minggu baru kena penalty dan
kartu comuterline pastinya tidak dapat dikembalikan dan ditukar dengan uang
jaminan. Kalau turun pasar minggu dulu
lalu beli tiket lagi ke pasar minggu baru yang hanya satu stasiun setelahnya ribet
amat jadinya. Amat aja gak suka ribet-ribet. Ya sudahlah kuputuskan kena
penalty tidak apa-apa hhehe. Dan benar saja turun st. pasar minggu baru kartu
comuterlineku tidak berfungsi dan akhirnya petugas menghampiriku.
“wah neng
kartunya kena penalty, harusnya turun pasar minggu ini neng”
Ku jawab dengan
tampang polos dan sedikit nyengir kuda ku jawab singkat “hhehe iya pak”
“kartunya saya
ambil ya neng. Gak bisa di kembalikan lagi”
“oh. Iya pak .
trimakasih”
PELAJARAN NOMER 1
“Ketika melancong ke tempat yang baru atau daerah asing”
TANYAKAN DENGAN JELAS ALAMAT DAN CARA MENUJU KE ALAMAT TERSEBUT JIKA
MENGGUNAKAN ANGKUTAN UMUM.
Nah
loo ada dua jalan sekarang samping kanan dan samping kiri stasiun sama-sama
jalan besar yang lewatin kendaraan. Bimbang lagi nih ceritanya benar-benar
berada di persimpangan jalan. Kuputuskan untuk ke kanan terlebih dahulu, karena
Rasulullah mengajarkan bahwa tangan yang baik itu adalah tangan kanan. Ah sok
bijak.. lebih tepatnya karena di seberang jalan sebelah kanan ada penjual tahu
goreng kress yang menggiurkan karena sedari tadi perutku sudah keroncongan
hahaha.
“Bang, tahunya berapaan?”
“700 perak neng”
“beli 5 ya bang”
“bang, angkot merah s11 nyegatnya
dimana ya?”
“wah gak ada disini neng, yang
lewat sini itu angkot 64 sama 35 biru, kalau yang merah samping kiri stasiun
itu. Tapi gak ada yang s11 adanya 05”
“ooh.. nyebrang rel berarti ya
bang?” (wah yang benar ternyata jalan kearah kiri, tapi tidak apa-apa karena
sudah bertemu dengan gorengan dan abang tukang gorengan yang baik hati)
“iya neng. Tapi nyebrangnya yang
di samping halte itu noh. Jangan yang di depan ini bahaya”
“oh iya bang, terima kasih”
“berterimakasih lah dengan Allah
neng”
“ha??” (sejenak nyengir kuda dan
bilang Alhamdulillahi rabbil A’alamiin)
PELAJARAN NOMER 2
“Ketika melancong ke tempat yang baru atau daerah asing”
TANYAKAN ARAH ANGKUTAN YANG INGIN DI TUMPANGI KEPADA TUKANG ANGKOT,
PEJALAN KAKI ATAUPUN GORENGAN, JANGAN KEPADA TUKANG OJEK KARENA KEMUNGKINAN
BESAR AKAN DIBILANG JAUH DAN DIBUJUK UNTUK NAIK OJEK SAJA
(pengalaman teman)
Haltenya jauh sepertinya lewat
gundukan rel ini lebih dekat, baru saja berjalan kea rah rel yang pagar durinya
sudah koyak-koyak ada seorang bapak setengah berteriak dari arah seberang
“neng, jangan lewat situ bahaya. Lewat samping
halte depan itu saja lebih aman”
Nyegir kuda andalan sambil
mengucapkan terimah kasih, akhirnya aku berjalan menyebrang rel dari samping
halte. Tadi abang gorengan sudah bilang bahaya tapi ternyata aku nakal sekali sampai
abah2 di depan teriak bahaya juga. Allah masih menyayangiku ternyata selain
jalannya curam ada kabel listrik yang putus di sekitar jalan tadi
Alhamdulillah.
PELAJARAN NOMER 3
“Ketika melancong ke tempat yang baru atau daerah asing”
PERHATIKAN DENGAN SEKSAMA DAN DALAM TEMPO SESINGKAT-SINGKATNYA APABILA
ORANG LAIN BERKATA “BAHAYA”
Sampai di seberang rel, benar saja
angkot merah telah berjajar dengan nomer punggung 05.
“Bang, Angkot s11 nyegatnya dimana?”
“Jauh neng, naik ini aja dulu nanti
nyambung lagi pakai s11”
PELAJARAN NOMER 4
“Ketika melancong ke tempat yang baru atau daerah asing”
JANGAN PERNAH MALU UNTUK BERTANYA, MESKIPUN HARUS SAMPAI BERKALI-KALI
DENGAN ORANG-ORANG YANG BERBEDA “KARENA MALU BERTANYA SESAT DI JALAN”
Singkat cerita
akhirnya aku berhasil bertemu dengan teman lama saat masih berjuang di kampus
perjuangan. Temanku ini istimewa karena dia mendapatkan beasiswa Magister
Manajemen di kampus bussines school Prasetya Mulya. Malam itu di kamar pojok
bangunan kos kita bercerita tentang mimpi-mimpi kita, paradigma bahwa menjadi pegawai
memang dianggap memiliki prestise di
masyarakat umum. Hingga akhirnya kita memiliki kesimpulan sama “Kalau tidak
memutuskan membangun mimpi kita dari sekarang, maka kita sedang bekerja untuk
mewujudkan mimpi orang lain” semoga Allah merangkul Mimpi-mimpi kita teman. Dan
benar saja pada keesokan harinya saat menghadiri seminar dari IKA ITS (Ikatan
Alumni ITS) di daerah manggarai dengan 2 narasumber yang sangat luar biasa
yaitu Bapak M. Hassan alumini teknik sipil yang sekarang menjabat menjadi salah
satu Direktur PT. Jasa Marga. Beliau berpesan :
“Ketika
kamu memutuskan untuk menjadi pegawai maka teruslah berkarir dengan asas
manfaat hingga dapat menjadi top leader pegawai, bercita-citalah setinggi
langit, karena jika kamu suatu saat akan terjatuh, kamu masih terjatuh diantara
bintang-bintang”
Narasumber
yang kedua adalah dari Bpak. M. Rifqi Isnanda alumni Teknik Mesin . M-30 beliau
menjabarkan tentang perjalanan karir beliau yang 4 tahun bekerja di perusahaan
asing yang mana jajaran direksi dan manajernya adalah orang jepang. Sadar tidak
dapat menjadi top leader di perusahaan tersebut pak Rifqi memutuskan untuk
menjadi pengusaha hingga menuai cerita indah pada hari tua. Beliau berpesan
untuk jangan pernah takut dan haruslah focus dalam menetapkan langkah hidup. Jika
ingin bekerja menjadi pegawai ya bekerjalah dengan maksimal hingga menjadi top
leader. Namun jika memutuskan untuk menjadi pengusaha ya harus fokus menjadi
pengusaha, jangan pernah mendua. Dari acara tersebut banyak pengalaman menarik
dari para alumni yang awalnya mereka menjadi pegawai hingga terkumpul cukup
modal dan mencoba untuk berwirausaha.
PELAJARAN NOMER 5
“Ketika melancong ke tempat yang baru atau daerah asing”
LIST ACARA/KEGIATAN YANG AKAN DIIKUTI, CATAT TEMPAT DAN WAKTUNYA SERTA
CARI INFORMASI TERLEBIH DAHULU BAGAIMANA CARA MENUJU TEMPAT TERSEBUT JIKA
MENGGUNAKAN ANGKUTAN UMUM
Malam minggu tiba-tiba grup wa ibd2
ramai akan pengumpulan tugas bmc (bussines model canvas) sinkronisasi dengan
wilayah penempatan. Astagfirullah aku sama sekali lupa dengan tugas itu, begitu
pula yang lain sepertinya kami sedang terlena hha. Kutanyakan pada temanku
bagaimana kalau telat dalam pengumpulan tugas ? “yaaa, paling jatah bulanannya
dipending sampai batas waktu tertentu” weeewwww ini berkaitan dengan
kelangsungan hidup bulan depan harus segera dikerjakan dan dikumpulkan. Walhasil
kuputuskan untuk pulang ke bogor minggu
pagi tepat pukul 07.00 rencana untuk mengikuti bedah buku teologi Syi”ah oleh
Ustad Hamid Fahmi Zarkasiy dari INSIST di daerah Menteng batal. Mungkin lain
kali kita bisa bertemu lagi ya Ustadz (teringat saat masih di kampus sering
mendengarkan kajian dari Al-Ustadz tersebut).
PELAJARAN NOMER 6
“Ketika melancong ke tempat yang baru atau daerah asing”
PASTIKAN SEMUA TUGAS TELAH DIKERJAKAN AGAR ACARA MELANCONG DAPAT TENANG
DI PERJALANAN DAN HATIPUN RIANG
selamat
tinggal Jakarta dengan udara hangat-hangat kuku dan ciri khasnya yang
macet hura-hura. acara melancong ini telah memberikan
semangat baru dan lebih banyak mengucapkan syukur kehadiratNya. keras
kehidupan Ibukota membuat setiap orang berpacu mengais nafkah mulai dari
kantor-kantor yang menjulang tinggi hingga sudut-sudut kampung sempit,
Namun yang membuatku trenyuh sebuah surau di pojok jalan itu kala
maghrib kemarin ramai lantunan ayat suci oleh para pemuda hingga
bapak-bapak paruh baya. Sungguh hati-hati yang berserakan itu telah berkumpul untuk menyeru panggilan dan membaca surat CintaNya. Terimakasih Jakarta :) eh salah kata abang tukang gorengan "Berterimakasihlah pada Allah neng".. Terima Kasih Allah :)
*no picture but no
hoax
Karena saya phobia
kamera hha
0 komentar:
Posting Komentar