Selamat Datang di Kota Nabi

Minggu, 02 April 2017

| | |
Selamat datang. Sekarang kita berada di luar Yatsrib bersama para sahabat, menunggu kedatangan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam. Sudah beberapa hari lalu beliau meninggalkan bumi Makkah. Mestinya hari ini beliau tiba. Ini sudah hari ketiga atau  keempat kami meninggalkan rumah pagi-pagi sekali. Sebagian berdiri di loteng-loteng rumah, sebagian lagi berlindung di bawah bayang-bayang pohon kurma. Mata kami lepas ke ufuk jauh, menatap hingga perih. Tetapi, yang tampak hanyalah hamparan gurun pasir yang mendidih. Gamang hati kami, gelisah jiwa kami menantikan kedatangan Sang Rasul.
                                 
Ucapan selamat datang itu pertama kali saya dapatkan dari sebuah buku yang berjudul Ketika Nabi di Kota. Senang sekali membacanya, kita bagaikan diajak berwisata ke kota Madinah pada awal hijrahnya Nabi dan Para Sahabat, mendatangi hingga detail pelosok Madinah untuk menarik benang-benang simpulan antara sejarah dan hikmah.

    Buku Ketika Nabi di Kota doc. Pribadi

5 tahun berlalu dan kali ini saya benar-benar ditakdirkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk mengunjungi Kota yang penuh cahaya ini. Madinah Al-Munawarroh pada Jumadil Akhir 1438 H/Maret 2017 M.

Dan sekali lagi ucapan hangat itu kembali menyapa saya “Selamat Datang di Kota Nabi” kali ini yang mengucapkannya adalah pembimbing perjalanan kami atau yang sering kami sebut sebagai Mutawwif. Satu Rombongan bus akan dibimbing oleh seorang mutawwif, beruntungnya mutawwif kami ini sangat menguasai sejarah Nabi dan selalu mengajak kami turut membayangkan berbagai macam peristiwa yang telah terjadi apabila kami melewati suatu tempat bersejarah.

“Para tetamu Allah dan tetamu Rasulullah sekalian di sebelah kanan kita. Dapat kita lihat sebuah bukit batu. Itulah yang dinamakan Jabal Tsur. Nah jika kita telah melihat Jabal Tsur ini menandakan bahwa kita telah memasuki wilayah haram yaitu Kota Madinah Al-Munawarroh. Mari kita lantunkan Shalawat atas nabi kita bayangkan kita sedang menyambut Nabi tercinta pada saat beliau hijrah” demikian penjelasan Mutawwif kami, seketika kami pun satu bus melantunkan Shalawat sambil berderai air mata. Lihatlah kawan padang tandus dan bukit-bukit batu terjal itu, Rasulullah beserta Sahabat tercinta Abu Bakar mengarunginya hampir satu minggu dalam perjalanan hijrah dari Makkah ke Madinah. Sedangkan kita sekarang dapat menempuhnya hanya dalam bilangan 8 jam perjalanan itupun menggunakan bus ber-AC.  Nikmat Allah mana lagi yang kami dustakan.

Jabal Tsur tempat Nabi Muhammad SAW dan sahabat mulia Abu Bakar ra bersembunyi dari kejaran kafir Quraisy pada saat hijrah, masih ingat tidak kawan? keajaiban apa saja yang Allah SWT perlihatkan di jabal Tsur ini untuk mengecoh kafir Quraisy? hayooo ingat tak?



“Allahu Akbar.. Allahu Akbar... Telah datang Sang Utusan... Telah Datang Sang Untusan...!”

Telah terbit bulan purnama diatas kami // Thola’al Badru ‘alaina
Dari Celah bukit ke tengah-tengah kita // Min Tsaniyatil Wada’
Kita Wajib bersyukur senantiasa // Wajaba syukru ‘alaiana
Dengan Do’a kepada Allah semata // Ma da’a lillahi da’


Kami mencintaimu Duhai Rasulullah......


                                                                  


0 komentar: