Oleh :
Rosmayani Nor Latifah
Bagaimana Anda memahami ilmu? Dlm bhs
Indonesia, worldviewnya tdk terlihat.
"Ilmu-dunia-alam
semesta-tanda2-Tuhan"
kata2 ini tdk jelas korelasinya
Demikian
juga bhs Inggris:
"knowledge-world-universe-signs-God"
tidak
jelas korelasinya.
Tapi
lihat bahass wahyu kita, bahasa Arab:
'"ilm-'alaam-'aalamiin-'alaamaat-Al-'Aliim"
Semua kata-kata ini kelihatan korelasinya
karena seakar kata.
Maka
ilmu bg seorang Muslim adalah alat utk menelaah alam semesta
krn
ia merupakan tanda2 bagi Al-'Aliim,
yaitu
Allah SWT.
Bagi
org sekuler, knowledge tdk ada korelasinya dgn God.
Tapi
bagi Muslim, ilmu itu utk mengenal Allah.
Ada
perbedaan sangat besar di sini.
Konsep
ilmu yg berbeda akan hasilkan cara menuntut ilmu yg berbeda,
dan
cara memanfaatkan ilmu yg berbeda pula.
Karakter seseorang pada didasarnya sangat
dipengaruhi oleh worldview atau
yang lebih dikenal sebagai pandangan hidup. Pandangan hidup seseorang sangat
dipengaruhi oleh keyakinan, agama, kultur dan tradisi.
Baik buruknya perilaku dikendalikan oleh
pemikiran manusia. Lebih dari itu ia diatur oleh keyakinannya. Ninian Smart
memberikan makna worldview terkait dengan etika.
Menurutnya, worldview adalah kepercayaan, perasaan dan apa-apa
yang terdapat dalam pikiran orang yang befungsi sebagai motor bagi
keberlangsungan dan perubahan sosial dan moral Pembentukan cara pandang ini
tidak lain melalui aktifitas keilmuan.[1]
Sebagai muslim seyogyanya kita hidup
berdasarkan pandangan yang dibangun atas konsep dasar yang bersumber dari wahyu
Allah SWT. Karena pandangan hidup selain berdasarkan wahyu Allah hanya akan
mengantarkan pada kehancuran dan kesesatan.
Islamic
Worldview bukanlah ajaran baru dalam Islam. Sebab, Islam
adalah agama yang sudah sempurna sejak awal. Islam tidak berkembang dalam
sejarah. Konsep tajdid (pembaruan)
dalam Islam, bukanlah membuat-buat hal yang baru dalam Islam, tetapi merupakan
upaya untuk mengembalikan kemurnian Islam. Ibarat cat mobil, warna Islam adalah
abadi. Jika sudah mulai tertutup debu, maka tugas tajdid adalah
mengkilapkan cat itu kembali, sehingga bersinar cerah seperti asal mulanya, dan
bukannya mengganti dengan warna baru yang berbeda dengan warna sebelumnya. Islamic worldview adalah upaya perumusan ajaran-ajaran pokok dalam
Islam, yangformulasinya disesuaikan dengan tantangan zaman
yang sedang dihadapi oleh kaum Muslimin. Karena saat ini yang sedang
mendominasi umat manusia – termasuk umat Islam – adalah pemikiran Barat yang
sekular-liberal, maka konsep Islamic Worldview ini pun dirumuskan agar kaum Muslim tidak terjebak
atau terperosok dalam pemikiran-pemikiran yang dapat merusak keimanannya.[2]
Sebagai
bentuk intropeksi akan kondisi umat Islam terkini, maka munculah pertanyaan
apakah hidup kita selama ini sudah menggunakan cara pandang yang bersumber dari
Wahyu Allah? Atau kita secara perlahan tanpa disadari telah mengikuti
pandangan-pandangan yang hanya indah dalam bait-bait retorika dan spekulasi
saja. Karena terdapat perbedaan pandangan antara The Worldview of Islam yang bersumber pada wahyu dengan The Worldview ala barat yang bersumber pada spekulasi. Walaupun
kedua pandangan ini sama-sama menghasilkan aktifitas ilmiah dan berimbas
pada tersebarnya ilmu pengetahuan beserta pengamalannya. Namun, keduanya
sangatlah berbeda dan tidak dapat dipersatukan.
Sekularisme adalah produk Worldview barat yang tidak cocok dengan Islam sama sekali. Sebab Worldview barat dan Islam kenyataannya memang sangat berbeda. Menurut sohail
sekularisme di Barat digunakan untuk memisahkan Negara dari otoritas agama.
Tujuannya agar kedamaian dapat dipertahankan dalam masyarakat plural. Dengan
menganut sekularisme juga, kewarganegaraan tidak ditentukan oleh agama dan
kepercayaan, tapi bergantung kepada hak dan kewajiban masing-masing
warganegara. Namun, kenyataannya di Negara-negara Islam, sekularisme dipahami
sebagai antiagama dan anti-Islam.[3]
Worldview Barat tidak hanya memisahkan otoritas agama terhadap
negar namun juga terhadap ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dianggap hasil
dari berbagai perubahan paradigm dan spekulasi. Hal tersebut jika ditelusuri
terdapat sejarah traumatic atas hegemoni gereja yang telah mematikan ilmu
pengetahuan, sehingga munculah sekulerisasi pemisahan ilmu pengetahuan dan
agama.
Berkait dengan sekularisme, pada awalnya
masyarakat Barat terkekang oleh gereja. Gereja memegang kontrol penuh terhadap
setiap lini kehidupan masyarakat Barat, baik dalam urusan agama dan keyakinan,
sosial-kemasyarakatan, urusan keilmuan, ekonomi, politik, kenegaraan, dan lain
sebagainya. Tak boleh ada satu hal pun yang boleh berseberangan dengan doktrin
gereja. Jika sampai ada yang berbuat bidah atau menyimpang dari Bibel atau
ajaran gereja, maka hukumannya adalah inkuisisi dengan beragam jenis siksaan
yang sangat mengerikan. Masa itu
adalah masa ketika akal masyarakat
tak boleh berkembang dan tak boleh melontarkan pemikiran yang tidak sesuai
dengan doktri Bibel. Ahlasil, masyarakat Barat pun saat itu terjerumus ke dalam
jurang kebodohan dan kemunduran karena kehidupan mereka dikontrol penuh oleh gereja.[4]
Dalam
memaknai ilmu pengetahuan perbedaan yang sangat mendasar antara Worldview Islam dan Worldview ala Barat. Islam menemukan berbagai Ilmu Pengetahuan setelah mengkaji
wahyu dan membaca ayat-ayat kauniyah. Sebagai mana Firman Allah dalam Surah Yunus, ayat
101 :
Katakanlah:
“Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi, Tidaklah bermanfaat tanda
kekuasaan Allah dan Rasul-Rasul yang member peringatan bagi orang-orang yang
tidak beriman”(Q.S Yunus :101)
Sehingga, pada dasarnya dengan Worldview Islam mempelajari ilmu pengetahuan akan semakin menambah
keimanan dan ketaqwaan kepada Allah. Berbagai penemuan akan semakin
membuat penemunya memuji kebesaran Allah. Sebagai contoh, banyak ilmuwan-ilmuwan
Muslim pada zaman pertengahan yang memberikan sumbangsih begitu besar kepada
dunia di dunia ilmu pengetahuan, sebut saja Ibnu Rusyd, Ibnu Sina,
Al-Khawarijmi, Al-Biruni dan masih banyak lagi mengahasilkan karya yang luar
biasa berawal dari pemaknaan wahyu Allah yang mendalam.
Seperti
dalam Firman Allah pada surat Al-Baqarah ayat 147 bahwa Alhaqqu min rabbika
falatakuunanna mina almumtariina yang
berarti kebenaran itu dari Rab-mu, maka jangan sekali-sekali kamu termasuk
orang-orang yang ragu. Allah sudah sedemikian rupa mengatur kehidupan manusia
dengan sempurna dimuka bumi ini. Al-Qur’an pun begitu lengkapnya mengatur tata
kehidupan manusia yang mencakup ilmu muamalah, politik, ekonomi, akhlak dan
lain sebagainya. Ilmu pengetahuan yang didasari oleh Worldview Islam bersumber pada Wahyu tersebut, akan membentuk pribadi yang
beradab dan penuh tanggung jawab serta menjadikan ilmu pengetahuan sebagai
investasi akhirat. Sebagaimana dalam kitab Shahih Imam Al-Bukhari
meriwayatkan sebuah hadits dari Hajjaj bin Minhal dari Syu’bah dari Alqamah bin
Martsad dari Sa’ad bin Ubaidah dari Abu Abdirrahman As-Sulami dari Utsman bin
Affan Radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
bersabda,
خَيْرُكُمْ
مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ .
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar
Al-Qur`an dan mengajarkannya.”
[1] Kholili
Hasib “Pendidikan Berbasis Worldview Islam”, 9 Februari 2013,
http://kholilihasib.com/pendidikan-berbasis-worldview-islam/ [ONLINE], HTML, 19
Maret 2015.
[3] Hamid Fahmy Zarkasyi, Misykat,
Refleksi tentang Islam, Westernisasi dan Liberalisasi,
Jakarta: INSISTS, Cet. I,
2012, hlm. 174
[4] Mohammad Achyat Ahmad
“Mewaspadai Jebakan Sepilis” 8 November 2014 http://inpasonline.com/new/mewaspadai-jebakan-sepilis/ [ONLINE],
HTML, 19 Maret 2015
1 komentar:
terimakasih, tulisanmu membantu aku
Posting Komentar