Hari ketiga dibulan Syawal yang lalu saya kedatangan tamu
dari Banjarmasin seorang kawan ketika menempuh pendidikan sarjana di ITS
(Institut Teknologi Sepuluh Nopember) Surabaya dulu, tepatnya dia adalah adik
junior saya di kampus walaupun berbeda jurusan tetapi kami sering bertemu dalam
beberapa event kampus. Sebenarnya sayalah yang mengundangnya untuk berkunjung kerumah saya mengingat
kawan tersebut tak bisa pulang ke Kampung halamannya di Kota Kediri Jawa Timur
akibat dari Bandara yang di tutup sebab Erupsi Gunung Raung beberapa saat yang
lalu.
“Nenek bagaimana jalan ke rumahmu? Aku di km 4,5 jl. A. Yani
Banjarmasin” tanyanya melalui chatting whatsapp. Abaikan tentang panggilan “nenek”
entah saya lupa telah punya julukan apa saja sewaktu kuliah dulu. Kembali dengan jalan A. Yani sangat
familiar di provinsi Kalimantan Selatan. Bagaimana tidak jalan ini adalah jalan
terpanjang di Kalimantan Selatan merupakan jalan lurus melintang sepanjang lebih
dari 400 km dengan nama yang sama yaitu A.Yani mulai dari ujung selatan
Kalimantan Selatan yaitu Kota Pelaihari hingga melewati Banjarbaru,
Banjarmasin, hingga Tanjung dan perbatasan Kalimantan Timur. Jadi kalau mencari
alamat di Kalimantan Selatan jika keterangannya hanya Jl. A.Yani saja tanpa ada
petunjuk km (kilo meternya) bisa-bisa kesasar dengan menyusuri jalan yang
memiliki panjang lebih dari 400 km ini. Walau pun jalannya lurus saja bukan
berarti datar karena Kalimantan Selatan merupakan Kawasan yang di lintasi
pegunungan yang dinamai Pegunungan Meratus, karena ada ratusan Gunung jalannya
sudah pasti naik turun.
“Oke dari km 4,5 Jl. Ayani lurus ada pertigaan belok kiri nanti
ada pertigaan Liang anggang belok kiri lagi udah lurus aja sampai ada bank
kalsel itu sudah Pelaihari nanti saya jemput” Yah, jalanan di Kalimantan memang
lurus-lurus saja tak banyak cabang tak banyak belokan. Sama seperti saya yang
berhati lurus ini (XD). Dari km 4,5 Jl. A. Yani Banjarmasin menuju Kota
Pelaihari harus ditempuh dengan perjalanan maksimal 2 jam, jarak tempuh sekitar
60 km.
Benar saja pukul 10.00 kawan tadi telah sampai di depan Bank
Kalsel. Dari rumah saya lumayan dekat sekitar 3 km. “nenek,
aku menikmati perjalanannya pemandangan hijau di sisi kiri dan kanan dengan
jalan lurus naik turun kayak di Malang kalau lewat jalur Ngantang tapi ini gak
berkelok curam, lurruuss aja” ceritanya rizka histeris (oh. Iya kawan saya
bernama Rizka). Okeh, masih semangat lanjut berpetualang! Kebetulan sekali
karena hari ini ayah telah berjanji untuk mengajak jalan-jalan kepada adik,
kakak, keponakan serta anak tetangga di tambah saya dan juga Rizka (dan
kesemuanya adalah perempuan kecuali ayah saya hoho).
Pertama kami ke pantai Takisung, Pantai terdekat dari kota
Pelaihari yang hanya berjarak 22 km, ini adalah Pantai yang terdapat di pucuk
paling Selatan Provinsi Kalimantan Selatan (Kalau liat di Peta dari kecil yang
saya bayangkan ketika melihat Peta Provinsi Kalimantan Selatan itu seperti
pantat ayam yang telah matang di goreng, ah mungkin imajinasi saya saja yang
berlebihan). Pantai Takisung adalah pantai berpasir merah dan memiliki tebing
tinggi dengan tangga berundak untuk bisa melihat pantai dari atas dengan angin
laut jawa yang kencang luar biasa. Di pantai bisa menyewa payung besar yang
telah tertancap di pasir untuk duduk-duduk sambil memakan bekal. Payung disewa
dengan harga 15.000 rupiah.
awan di Kalimantan itu berasa dekat dan sering beriringan
Ada banyak wisata Pantai lainnya dengan petunjuk arah yang sangat jelas dari Kota Pelaihari, antara lain Pantai Batu Lima, Pantai Batu Dewa, Pantai Batakan, Pantai Swarangan, Pantai Pegatan dsb. satu hari tak cukup rasanya berkeliling semua pantai di Pelaihari.
Selanjutnya kami pergi ke Taman Labirin. Nantikan tulisan berikutnya tentang Taman Labirin, Masih di Pesona Pelaihari =D
untuk dapat memfoto dengan view seperti ini saya memanjat menara pantau setinggi 4 meter dengan tangga kayu yang tegak lurus 90 derajat fufufu
0 komentar:
Posting Komentar