ayah kesayangan

Jumat, 31 Juli 2015

| | |
Sayangnya ayahku itu...
Ditunjukkannya dengan tiba-tiba ke kamarku dengan membawa palu paku serta balok kayu mungil untuk ganggang laci meja..
"Lihat yan. Sekarang jadi mudahkan untuk membuka lacinya"

Sayangnya ayahku itu...
Ditunjukkannya dengan memperbaiki lemari tua yang telah doyong menjadi kokoh kembali serta semakin cantik dengan di vernis. "Kau bisa menaruh buku-bukumu di lemari ini yan. Ayah sudah memberi roda juga sekarang jadi lebih mudah kalau ingin memindahnya"

Sayangnya ayahku itu...
Adalah ketika rumah paranet di kebun yang setengah jadi kemarin tiba-tiba sudah sudah selesai dan rapi jali di pagi hari ketika aku baru saja menyelesaikan semua pekerjaan rumah.

Sayangnya ayahku itu...
Adalah ketika memberikanku lampu bertenaga accu mungil ketika listrik padam di saat aku sedang tilawah.

Sayangnya ayahku itu...
Adalah ketika memberikanku segulungan kawat saat aku kehabisan kawat untuk membuat pot gantung.

Dan masih banyak bentuk sayangnya yang lain. Itulah ayahku. Tak banyak bertanya. Tak banyak berjanji. Namun aku telah belajar menjadi pengamat, pemerhati jeli dan cekatan dalam bertindak dari beliau sejak 20 tahun yang lalu.

Para pencinta sejati tidak suka berjanji. Tapi begitu mereka memutuskan mencintai seseorang, mereka segera membuat rencana memberi. Setelah itu mereka bekerja dalam diam dan sunyi untuk mewujudkan rencana-rencana mereka. Setiap satu rencana memberi terealisasi, setiap itu satu bibit cinta muncul bersemi dalam hati orang yang dicintai. Janji menerbitkan harapan. Tapi pemberian melahirkan kepercayaan.

Itu juga yang membedakan para pencinta sejati dengan para pencinta palsu. Kalau kamu mencintai seseorang dengan tulus, ukuran ketulusan dan kesejatian cintamu adalah apa yang kamu berikan padanya untuk membuat kehidupannya menjadi lebih baik. Maka kamu adalah air. Maka kamu adalah matahari. Ia tumbuh dan berkembang dari siraman airmu. Ia besar dan berbuah dari sinar cahayamu.
(Anis Matta)

 Semoga cepat sembuh ayah :,) ayo kita berkebun lagi...

0 komentar: