Setiap orang punya jalan cerita masing-masing, setiap orang memilih warna sendiri untuk di lukiskan di kanvas kehidupan ini. orang lain? hanya menjadi pengamat dan komentator, tak lebih dari itu. Kitalah yang berhak menentukan pilihan atas kehidupan kita sendiri. antara pilihan dan pilihan. pilihan yang terbaik adalah memasrahkan segala sesuatu kepadaNya, sungguh kita hanya insan lemah tanpa daya upaya kawan.
Beberapa pekan lalu pukul 01.30 wita seorang teman lama tiba-tiba mengirimkan pesan wa, dan ini ceritanya cuap-cuap dini hari yang menggigil, intinya kita bisa menarik kesimpulan seperti ini.
Ada segelintir orang yang dengan hanya melihat ekspresi seseorang yang
tidak biasanya kemudian akan bertanya "Kamu kenapa?" Meski terkadang tak
mendapatkan jawaban yg diinginkan namun dia tak pernah lelah untuk
peduli atau sekedar basa basi..
Ada juga orang yang terlalu sibuk dengan dunianya sendiri hingga sadar atau tidak dia menjadi terlalu tidak peka terhadap keadaan sekelilingnya..
Mana yang lebih baik? Tergantung dari sudut mana kau memandangnya..
Karena kesempurnaan memang bukan untuk manusia. Seorang teman pernah
berkata "Kamu harus lebih mendahulukan menjaga perasaanmu sendiri
daripada orang lain.." egois memang.. Tapi ada benarnya.. Seorang yg
lain juga pernah berkata "Terkadang menjadi apatis itu perlu.." Sadar
atau tidak tak ada seorangpun yang bisa benar-benar memahami apa yang
kita rasakan, dan ketika kita jatuh hanya kita yang bisa memotivasi diri
untuk bangkit kembali.. Jangan pernah bergantung pada orang lain karena
kau sedang menjalani hidupmu sendiri, bukan orang lain.. Dan aku sudah
banyak belajar dari pengalaman orang-orang yang menarik diri, siapakah orang-orang yang menarik diri itu? ialah mereka yang berusaha
menjaga perasaan agar tidak TERSAKITI ataupun MENYAKITI.. Toh itu
sama sekali tidak merugikan orang lain.. Hingga akhirnya mereka bisa
bertahan hingga sekarang.. ini yang biasa kita kenal dengan panggilan generasi ghuroba yaitu orang-orang yang terasing,
بَدَأَ الإِسلامُ غريبًا، وسَيَعُودُ غريبًا كما بدَأَ ، فطُوبَى للغرباءِ
“Islam muncul dalam keadaan asing, dan akan kembali asing seperti saat kemunculannya. Maka beruntunglah orang-orang yang asing”. (HR. Muslim)
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ « إِنَّ الإِسْلاَمَ بَدَأَ غَرِيبًا
وَسَيَعُودُ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ ». قَالَ قِيلَ وَمَنِ
الْغُرَبَاءُ قَالَ النُّزَّاعُ مِنَ الْقَبَائِلِ. قال الشيخ الألباني :
صحيح دون قال قيل
“Sesungguhnya Islam muncul dalam keadaan asing, dan akan kembali
asing seperti saat kemunculannya. Maka beruntunglah orang-orang yang
asing”. Seseorang bertanya : “Siapakah orang-orang yang asing itu ya
Rasulullah e ? “Mereka yang “menyempal” (berseberangan) dari kaumnya”, jawab Rasulullah (HR. Ibnu Majah, Ahmad & Ad Darimi dinyatakan Shahih oleh Syaikh Al Albani )
Pada akhirnya kita akan sadar bahwa
satu-satunya tempat bergantung terbaik untuk orang yang terasing hanya pada Allah.. Karena hanya Dia
yang tak akan pernah meninggalkanmu sendiri, karna hanya Dia yang Kasih
Sayang-Nya tiada batas dan Pengampunan-Nya Maha Luas..
Lagi-lagi keberadaan orang lain hanyalah sebagai pengamat dan komentator seperti halnya pertandingan bola. siapa yang bermain? siapa yang menentukan kemana jalan bola bergulir? yang menentukan adalah pemain. dan saat ini kita sudah hampir seperempat abad perjalanan, memainkan peranan kita. Masihkah teguh dengan prinsip hidup mulia atau mati syahid?
sebagai penutup cuap-cuap kita pada dini hari itu :
||| HIKMAH PAGI |||
Semua masalah dan kesulitan sudah
ada jawabannya di Al Quran :
Ketika kita mengeluh : “Ah mana mungkin…..” Allah menjawab : “Jika AKU
menghendaki, cukup Ku berkata “Jadi”, maka jadilah (QS. Yasin ; 82)
Ketika kita mengeluh : “Capek banget gw….” Allah menjawab : “…dan KAMI jadikan tidurmu untuk istirahat.” (QS.An-Naba :9)
Ketika kita mengeluh : “Berat banget yah, gak sanggup rasanya…” Allah
menjawab : “AKU tidak membebani seseorang, melainkan sesuai
kesanggupan.” (QS. Al Baqarah : 286)
Ketika kita mengeluh :
“Stressss nih… Panik…” Allah menjawab : “Hanya dengan mengingatku hati
akan menjadi tenang”. (QS. Ar Ra’d :28)
Ketika kita mengeluh :
“Yaaaahh… ini mah semua bakal sia-sia..” Allah menjawab :”Siapa yang
mengerjakan kebaikan sebesar biji dzarah sekalipun niscaya ia akan
melihat balasannya”. (QS. Al-Zalzalah :7)
Ketika kita mengeluh :
“Gile aje..gw sendirian..gak ada seorangpun yang mau bantuin…” Allah
menjawab : “Berdoalah (mintalah) kepadaKU, niscaya Aku kabulkan
untukmu”. (QS. Al-Mukmin :60)
Ketika kita mengeluh : “ Duh..sedih banget deh gw…” Allah menjawab : “La Tahzan,
Innallaha Ma’ana. Janganlah kamu berduka cita sesungguhnya Allah beserta kita:. (QS. At-Taubah :40)
Ketika kita mengeluh : “ampuuun kenapa sih susah amat nih kerjaan…” Allah menjawab : “sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada
kemudahan” (QS. Alam Nasyrah;6-7).
#karena sahabat yang terbaik adalah yang saling memberikan nasihat untuk selalu mengingatNya :D
#Saat tak ada bahu untuk bersandar, masih ada lantai untuk bersujud,