Rumah
Pemenangan, kami menyebutnya rumah pemenangan sebuah rumah berbentuk panggung
rendah khas rumah adat suku banjar pada umumnya, berjarak tak jauh dari
rumahku, tepat di dekat Gang masuk menuju rumahku sendiri. Ada banyak cerita
dari rumah ini, rumah ini menjadi saksi perjuangan. Ketika dulu aku suka
memutar nasyid Shoatul Harokah dan Izzatul Islam yang menggemakan nafas
perjuangan untuk membasmi kantuk saat tengah malam mengerjakan tugas-tugas
kuliah yang menghabiskan kertas ber-rim-rim banyaknya. Di sini, dari rumah ini
aku baru menyadari jikalau syair-syair dari nasyid tersebut benar-benar meniupkan
nafas semangat perjuangan untuk meraih kemenangan ISLAM.
“Luruskan
lah niatmu hai sahabat, Membina umat,Menggapai hidayat
Tetapkanlah
Langkahmu hai sahabat, Tapaki jalan perjuangan
Dan
debu-debu jadi saksi, peluh dan darah menghias diri
Kan tetap
setia pada janji. Hingga kemenangan atau Kesyahidan kan diraih nanti”
(Hai
Sahabat, Izzatul Islam)
Sama dengan
hadist pertama Arabain nawawi yang disebutkan adalah tentang niat
Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs
Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah
Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung
niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan
dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan.
Jadi ceritanya
sudah 3 minggu ini aku ikut-ikutan sibuk dirumah perjuangan itu, hampir tiap
hari main kesana. Sibuk menjadi tenaga relawan meng-entri data, memasukkan data
ke desain KTA, mem-print, lalu dipotong, dilaminating lalu dipotong lagi. Jumlahnya?
Sekitar 5000an. Ribuan KTA yang merampungkan semuanya hanya aku, kak Fuad dan
budhe kadang kalau lagi rame ngumpul bpk-bpk caleg yang merupakan orang
struktur DPD juga ikut memotong sambil terus berdiskusi untuk pemenangan dakwah,
ini yang namanya kerja keras. Kalau dulu ketika status masih mahasiswa mudah saja
pekerjaan seperti ini di babat habis dengan banyak tenaga relawan ada adek2 ada
mbak2 yang siap sedia membuat bunga atau potongin stiker ketika kampanye
presbem, namun sekarang kondisinya telah berbeda.
Oke. Kembali
ke cerita tentang niat. Di sela kegiatan potong memotong banyak cerita yang
mengalir, salah satunya yang membuat ku tertegun adalah ketika menjelang
pilkada kemaren ada bencana banjir di suatu desa, dengan semangat melayani dan
mensejahterakan masyarakat pihak DPD PKS membuka posko pengobatan, check up gratis
serta pembagian obat gratis. Sambutan masyarakat sangat antusias saat itu, tak
dapat dipungkiri selain niat ikhlas membantu ada terbesit harapan agar
masyarakat disana dapat mengenal PKS, mendukung dan bisa memberikan suara untuk
PKS. Namun yang terjadi ketika hari pencoblosan dalam tabulasi suara di desa
itu hanya satu suara untuk kita dan itupun hanya dari saksi yang bertugas
disana. Kita mendapat “serangan fajar” cerita Kak Fuad. Serangan fajar yang dimaksud ialah
serangan dari kubu lain yang membagi-bagikan uang di pagi hari kepada
masyarakat pada hari-H pencoblosan. “Kalau sudah seperti itu, lupa sudah
kebaikan-kebaikan yang pernah dilakukan, semuanya terbuai dunia terbuai oleh
uang. Yah ini menjadi evaluasi bersama entah niat kita yang kurang lurus atau
apa, tapi menurut ana ketika kita tau sifat masyarkat yang cenderung seperti
ini, satu-satunya jalan perubahan adalah melakukan pembinaan, yang jelas kalah atau menang kita tetap bekerja” kata kak Fuad
yang sudah 5 tahun bekerja menjadi administrasi DPD.
Akupun menimpali kalau kemaren
baru mendengar kabar kalau caleg XxXx berjanji akan memberikan 10 Jt perdesa
jika terpilih nanti dan itu uang semua gak ada daunnya. "Kalau terpilih? Kalau antum paham RUU Desa Bab VIII
tentang keuangan desa, salah satu sumbernya adalah dana APBD. Jadi, mudah saja
ketika sudah terpilih caleg tersebut mencairkan dana APBD untuk desa"
sahut Kak Fuad lagi. Jadi artinya memang ada dana khusus untuk desa dari APBD sedangkan
pada kenyataannya banyak masyarakat yang belum paham dan berfikir si caleg tadi
akan pakai uangnya sendiri. "Iya, itulah mirisnya, anomali social masyarakat
di desa-desa kita ini masih terbuai dengan uang, pilkada kemaren ngeri loo. Uang
itu sudah berhamburan di sana sini.. Nah Kita bikin yang beda saja. Bukan janji
tapi target satu desa satu halaqoh, untuk pembinaan masyarakat. antum berani?"
kata Kak Fuad sambil tertawa entah bercanda atau benar-benar akan dilakukan
yang jelas kita semua disini, di rumah pemenangan ini memiliki satu harapan
yang sama. Harapan untuk menegakkan keadilan dan kesejahteraan untuk masyarakat
dengan penuh keberkahan Allah menjadikan negeri ini menjadi negeri Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur (negeri yang
subur dan makmur, adil dan aman)
“CINTA
kita pada dakwah inilah yang akhirnya membuat energi kita selalu besar, selalu
ada, dan terus ada untuk memperjuangkan dakwah kita ( Ustadz. Cahyadi
Takariawan )
Pelaihari,
Rumah Pemenangan DPD PKS Kab. Tanah Laut Kalimantan Selatan
#Intermezzo
* Kak, bisa nyetir mobil?
% wah afwan, ana gak bisa nyetir mobil, memang ada apa?
* owh nggk, kalau bisa. minta tolong bantuin bersih2 atribut pakai mobil pick up, lagi gk ada orang nih heee
%$()(&$#@!
0 komentar:
Posting Komentar