Yang ngaku urang banjar kalau sudah bertahun-tahun merantau pasti rindu
sangat dengan banuanya… terutama kuliner banua yang khas dan jarang di temui di
tanah rantau seperti masak habang, nasi kuning, nasi samin, soto banjar,
papais, cucur… apam barabai , lamang
ataupun pakasam yang khas dari daerah hulu sungai (ayuuu nang ngaku urang hulu
sungai angkat jempol batis tinggi2 XD)..yang telah disebutkan diatas mungkin adalah
makanan berat yang sering kita rindukan.. tapi ternyata ada juga makanan yang
sering kita temui di tanah rantau yang kalau menurut mereka adalah makanan
biasa tetapi karena cara menyantap urang banua yang berbeda menjadi unik bahkan
aneh menurut orang awam.. apa aja siii?? Pengen tau? Yuuk lanjut gan :
1. 1. Buah Semangka
Dari kecil ane liat ayah ane yang asli urang hulu sungai setiap makan
semangka pasti di sebelahnya udah di siapkan mamak piring kecil yang berisi
garam plus potongan cabe. Jadi cara makan buah semangka versi keluarga ane
adalah
·
Buah semangka dipotong-potong
·
Ambil garam dengan ujung jari telunjuk
·
Lumuri semangka dengan garam yang sudah
bercampur biji cabe tadi
·
Rasa semangka yang segar manis, bercampur
rasa asin plus pedas.
Benar-benar sensasi menikmati semangka yang tak pernah ane temui
dimanapun selain dirumah, bisa ente coba gan kalau penasaran sama rasanya ~XP …
kalau ditanah rantau mah rasanya ada yang kurang gitu kalau makan buah semangka
tanpa garam dan cabe.. eeeh waktu ane ribut-ribut
nyari garam ma cabe malah dikatain aneh
==”
2. 2. Buah Nangka
Pastinya yang ngaku urang banjar sudah tidak asing dengan yang namanya “mandai”
dulu waktu jaman ane kecil mamak bingung mau makan apa di akhir bulan, gak da
sayur, gak da lauk.. bagian dari buah nangka yang sudah di sulap menjadi “mandai”
pun bisa jadi teman akrab nasi untuk mengisi perut yang keroncongan. Mandai terbuat
dari bagian buah nangka gan.. nah loo bingung kan gmna kog bisa-bisanya buah
nangka dimakan sama nasi.. yang jelas bukan buahnya langsung yang dimakan sama
nasi. Ane sendiri juga kagak kebayang dah gimana rasanya makan nasi sama buah
nangka “== .. bagian buah nangka yang dijadikan mandai bukan buah yang bulat
ada bijinya itu, tetapi bagian yang biasanya melambai-lambai seperti rumput,
atau mirip-mirip bentuknya kayak kwe tiaw alias mie pipih itu loh gan.. nah
bagian tersebut di potong kotak-kotak dan dibuang bagian kulitnya, direndam
dalam beberapa waktu dalam air garam (mirip-mirip asinan lah) setelah dirasa
cukup asin digoreng pakai minyak… dan siap disajikan menjadi pengganti lauk
ataupun sayur si temannya nasi agar tidak sendiriran.. rasanya… hmmmmm tak
terlukiskan XD
3. 3. Rujak belimbing dan jambu air
Dulu di depan rumah ane ada satu pohon belimbing dan dua pohon jambu air
.. kalau lagi musim tu buah. ane ma sodara2 ane siap-siap ambil bagian.. kakak
ane langsung ambil pisau, tikar dan piring, adik ane langsung ambil kecap dan
cabe. Dan ane langsung ambil tongkat “penjuluk” buat metik belimbing atau jambu
airnya.. kita siap untuk merujak ..
·
Belimbing dan jambu air di ambil dari
pohon langsung dicuci bersih kemudian dipotong-potong
·
Siapkan piring kecil untuk “meramu” kecap
manis dan potongan cabe
·
Nikmati potongan belimbing atau jambu air yang sebelumnya dicocol ke kecap penuh cabe
tadi
Rasanya tak terlukiskaaan XD dan lagi-lagi ketika ingin merujak dengan style tersebut ditanah rantau ane
dibilang aneh lagi gaan ==”
#plaaaak, suka-suka ane dong mau
makan dengan cara yang gmna >< …
4. 4. Cacapan
Karena rumah ane deket sungai dan laut ane jadi sering makan ikan. Dan kalau
makan ikan sejak kecil tak lengkap rasanya tanpa ada cacapan.. cacapan itu ya
bisa dianalogikan cocolan sebelum lauk dimasukin kemulut,, kalau ditanah rantau
biasanya kan sambel yang cocolin kelauk kalau di banua namanya cacapan. Cacapan
ini ada 2 versi gan.
Versi 1 = (campuran dari air, asam, garam, potongan bawang dan cabe)
disediain dipiring kecil, kalau cacapan ini biasa disebut cacapan asam
Versi 2 = (campuran dari kecap, potongan bawang dan cabe) disediain
dipiring kecil
Ini kesukaannya ayah.. yang kalau dimalam hari jam 11 keatas tiba-tiba
suka kelaparan “yaan, gorengin ikan yaa. Ayah mau makan”.. “iya. Yaah”..
biasanya waktu ane goreng ikan ayah ambil nasi di piring plus bilang “bikinin
cacapan asam juga yaan”… “woke-woke yah”…”yaan, krupuknya habis ya? Goreng krupuk
juga yaa”…”Zzzzzzzzz ==”
5. 5. Acar Martabak
Ane dari kecil paling suka sama yang namanya Martabak gaan, favorit ane
dulu beli martabak yang jualan di terminal tanah habang kota pelaihari, waktu
ane kecil dulu harganya 1500 perak, krismon jadi 3000 perak , sekarang mah jadi
7000 perak dengan porsi yang sama. Yang
paling ane suka dari martabak yang jualan di terminal itu adalah air acarnya
yang banyak… kalau di tanah rantau ane beli martabak, acarnya cuman dikasih
potongan timun sama cabe doang gan. Kagak ada airnya ==” rasanya benar-benar
ada yang kurang bin gak lengkap... karena udah kebiasaan sebelum entu martabak
dimasukin kemulut di cocolin ke air acarnya dulu… rasanya lagi-lagi tak
terlukiskaaan ~XD
Lain padang lain
ilalang, lain lubuk lain ikannya.. artinya? Beda daerah menjadi hal yang lumrah
beda kebiasaan dan adat budaya. Yaah namanya juga merantau gan, pergi ke tanah
orang kita dianggap berbeda, aneh, unik bin ajiib sudah biasaa yang penting
aqidah islam masih terjaga, bener nggak?.
So, gak peduli gan
mau cara menyatapnya yang berbeda asalkan makanannya halal wa thoyib. Yang bikin
beda di Sisi Allah mah Taqwanya. Jangan jadikan perbedaan sepele seperti ini malah
menjadi pemecah belah, okeh.. Karena memang sudah takdirnya kita diciptakan
berbeda dalam kelompok berbangsa-bangsa ataupun bersuku-suku seperti halnya
Firman Allah dalam kitab suci Al-Qur’an Surah Al-hujuraat ayat 13 ini..
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan
kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa
- bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Q.S Al-Hujuraat :
13)
0 komentar:
Posting Komentar