( Al- Ustadz Herfi G Faizi, gambar diambil dari kaset siroh dalam Al-Qur'an)
============
Ummahatul Mukminin secara bahasa memiliki arti Ibunya
orang-orang beriman. Mereka adalah para wanita terpilih yang menjadi
istri-istri Nabi Muhammad saw. Pendamping perjalanan dakwah manusia
terbaik sepanjang zaman.
Ada beberapa ayat dalam Al Qur’an yang secara spesifik
berbicara tentang Ummahatul Mukminin yang dapat kita ambil pelajaran
daripadanya. Salah satunya adalah dalam surah Al-Ahzab ayat 28 dan 29.
Ayat ayat tersebut berbicara tentang perintah Allah kepada Rasul
tentang penawaran atas dua pilihan kepada para istri-istrinya apakah mereka
memilih kehidupan dunia beserta kemewahannya (ayat 28 ) atau memilih Allah dan
Rasulnya (ayat 29).
Allah menawarkan dunia lebih dahulu (pada ayat 28) baru
kemudian akhirat (29)
Pada ayat 28 kata “kuberikan” berarti Rasul yang memberi
dunia. Sedangkan pada ayat 29 “Allah menyediakan ...........” yang berarti pemberian langsung dari Allah.
=================
Terdapat munasabah yaitu hubungan antara ayat diatas dengan
ayat sebelumnya. Ayat Ayat sebelumnya terdapat pembahasan tentang perang Ahzab. Sebagaimana telah diketahui bahwa perang Ahzab yang begitu dahsyat ditutup dengan kemenangan
Kaum Muslimin dengan pertolongan Allah. Dalam ayat 27 disebutkan :
Tanah-tanah yang dimaksud adalah tanah bani quraidhoh
setelah mereka mengingkari janji tidak mau membukakan pintu bagi pasukan Ahzab.
Kemudian di eksekusi oleh Sa’ad bin Muadz sahabat Nabi yang mulia, sayyidul
Anshar pemimpin kaum Anshar. Yang ketika meninggal dunia menyebabkan Jibril
turun ke bumi . Jibril mengatakan kematiannya mengguncang Arsy.
Adapun tanah yang belum diinjak adalah fa’i (tanah bani
Nadhir dan Bani Quraidhoh yang didapatkan tanpa peperangan). Dan harta benda
begitu berlimpah di perang Ahzab (Ghanimah : harta rampasan perang) sehingga
Ummahatul mukminin meminta tambahan nafkah kepada Nabi Muhammad SAW.
Sebagaimana diriwayatkan dari Urwah bin Zubair (keponakan Ummul mukminin
Aisyah) Aisyah pernah selama 2- 3 bulan melewati malam-malam hanya dengan air
putih dan kurma (kehidupan yang sangat sederhana) sehingga merupakan suatu
kewajaran dan manusiawi jika mereka meminta tambahan nafkah ketika Rasulullah
mendapatkan fa’i dan ghanimah yang begitu banyaknya.
Kemudian, Allah turunkan ayat 28 surah Ahzab. Sebagaimana
hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Pada suatu hari Nabi Muhammad SAW
duduk di dalam rumah dengan di kelilingi istri-istrinya. Nabi diam dikelilingi
oleh Istri-istrinya yang diam, menanti pemecahan masalah keluarga dengan
menunggu wahyu dari Allah SWT.
Setelah ayat 28 ini turun Rasulullah menemui satu per satu
istrinya menyampaikan perintah Allah tersebut. Yang pertama kali di temui
adalah Aisyah ra. Rasulullah menyampaikan pilihan tersebut dan berkata agar Aisyah
tidak tergesa-gesa dalam memilih “Engkau pulang saja dulu ketempat bapakmu (Abu
Bakar) engkau musyawarahkan dengan Bapakmu”. Kemudian Aisyah menjawab “apakah
untuk pilihan ini aku harus berfikir lama, sudah jelas aku akan memilih Allah
dan Rasul serta kampung akhirat, namun jangan engkau sampaikan kepada istri
yang lain”.
Rasul pun mengataka “sesungguhnya aku ini di utus sebagai mu’limat
(penyampai pesan) sehingga ketika ada istri lain yang menanyakan apa pilihan
Aisyah maka aku pun akan menyampaikan apa yang engkau pilih tersebut”.
Hingga semua Istri Rasulullah pada akhirnya memilih Allah
dan Rasulnya. Seperti itulah korelasi antara perintah memilih kepada para Istri
Nabi dengan perang Ahzab. Dan sebab yang melatarbelakangi turunnya ayat 28
surah Al-Ahzab.
============
Kembali pada awal surah Al-Ahzab ayat 28. Yang diawali
dengan kata yaa ayuhannabi yang memiliki arti wahai nabi karena Allah memanggil
Rasulullah dengan tugasnya bukan dengan namanya. Yang mana menurut Ibnu Ashur
bahwasanya istri-istri beliau yang menjadi tema dalam pembahasan ayat ini
adalah para istri beliau selayaknya memantaskan diri menjadi pendamping seorang
Nabi bukan hanya menjadi pendamping seorang Muhammad.
Selanjutkan qulliajwaazik yang memiliki arti katakan kepada
istri-istrimu. Para ulama mengatakan ada 11 istri Nabi yang telah disepakati.
Yaitu :
1.
Khadijah binti khuwailid Al Qurasiyah: satu
satunya istri Nabi yang tidak pernah dimarahi oleh Nabi. Hidupnya paling lama
dengan Rasul dan Allah merahmatinya dengan keturunan.
2.
Saudah bintu jam’ah al Quraisyah : saudah yang
menjadi sebab turunnya ayat tentang nusyuz.
Saudah sudah tidak memiliki ketertarikan kepada laki-laki tetapi tetap ingin
menjadi istri Rasul di surga. Sehingga Saudah memberikan “jatah malamnya”
dengan Rasulullah kepada Aisyah.
3.
Aisyah bintu Abu Bakr as Siddiq Al Qurasiyah :
sangat banyak keutamaan dari Aisyah. sebelum menikah dengan Aisyah Rasulullah
bermimpi melihat jibril membawa wanita dengan ditutup kain sutra setelah dibuka
ternyata wanita itu adalah Aisyah. Dan Rasul meninggal dalam dekapan Aisyah.
4
Hafsah bintu Umar Ibnu Khattab Al- Qurasiyah :
hafsah pemegang mushaf. Pernah dicerai
Rasul kemudian jibril turun dan mengatakan “Ya Rasulullah Engkau mencerai
Hafsah padah dia paling banyak puasanya dan paling banyak qiyamulailnya dan
Hafsah akan menjadi istrimu di surga kelak” kemudian Rasul rujuk dengan Hafsah
5.
Zainab bintu khuzaimah : hidup dengan Rasul
hanya 2-3 bulan kemudian beliau wafat. lebih dulu meninggal sebelum Rasullulah SAW
6.
Hindu ummu salamah : pernah melihat malaikat
jibril yang menyerupai wajahnya Ihya
7.
Zainab bintu jash Al-Qurasiyah : dalam surah
Al-Ahzab ayat 37 Allah menikahkan Zainab dengan Rasullah SAW
8.
Juwairuyah Al-Mustaliqiyah : wanita yang paling
banyak memberikan keberkahan kepada kaumnya. Merupakan putri dari pemimpin
Bani Mustaliq dan tahanan perang yang ingin memerdekan diri dan pada akhirnya
beriman dan dinikahi Rasulullah serta membebaskan kerabatnya bani Mustaliq yang
menjadi tahanan oerang
9.
Romlah : putri abi sufyan
10.
Shofiyah bintu huyay Al-Quraidiyah : pada awalnya
merupakan wanita yahudi dari bani Quraidhah yang nasabnya sampai pada nabi
Harun as
11.
Maimunah Bintu Harits al-Mahzumiyah Al-Qurasiyah
: berasal dari bani mahzum
Pada saat ayat 28 turun istri Nabi yang masih hidup ada 9
orang. Yang telah tiada adalah khadijah dan Zainab bintu Khuzaimah.
Kemudian pada ayat 30.
Allah langsung memanggil Istri-Istri nabi (yaa nisaaannabi)
sedangkan pada ayat 28 Allah menyuruh Rasul yang memanggil istri-istrinya. Hal
tersebut dikarenakan pada ayat 29 istri-istri Nabi telah memilih Allah. Dan
kedudukannya bukan hanya menjadi pendamping Muhammad namun, pendamping Nabi
yang merupakan Utusan Allah dan selayaknya selalu menemani perjuangan Dakwah
Rasul untuk menegakkan agama Allah.
Kemudian Allah menutup ayat 30 dengan kata-kata yang
demikian itu mudah bagi Allah jika istri-istri Nabi berbuat keji maka
Ancamannya adalah siksaan mereka dua kali lipat. Yang demikian itu agar
Ummahatul Mukminin benar-benar memahami posisi mereka sebagai pendamping
manusia terbaik Rasulullah SAW. Dan pada ayat 31 jika kita perhatikan maka.
Ayat tersebut adalah kebalikan dari ayat 30.
Dan bagaimana jika kami melakukan seperti apa yang dilakukan
para istri-istri nabi? Apakah kami juga akan mendapatkan pahala? Pertanyaan
tersebut muncul dari para wanita di zaman Nabi setelah mendengar perintah Allah
kepada istri-istri Nabi tersebut. Sehingga Allah menurutkan ayat 35 yang menjelaskan
bahwa Allah telah menyediakan Ampunan dan pahala yang besar bagi mereka.
Wallahu’alam bishawab
*Tulisan ini merupakan resume dari salah satu kajian dalam kaset cd Siroh dalam Al-Qur'an