|
Diposting oleh
yan-latifah.blogspot.com |
di
22.06 |
0
komentar
Oleh Ustadz Ahmad Mudzoffar Jufri
Begitu spesialnya bulan Ramadhan bagi generasi teladan kita, para ulama salafus saleh, sehingga diriwayatkan bahwa, mereka telah menunggu-nunggu kedatangannya seraya berdoa semoga Allah mempertemukan mereka dengannya selama enam bulan sebelumnya. Lalu sejak Ramadhan sampai enam bulan berikutnya mereka berdoa lagi, semoga Allah berkenan menerima amal ibadah mereka selama Ramadhan.
Imam Abdul Aziz bin Abu Dawud berkata: Aku mendapati mereka (para ulama salaf) bermujahadah sekuat-kuatnya dalam beramal saleh. Lalu setelah amal itu mereka tunaikan dengan sempurna, kegelisahanpun menyeruak di hati mereka: Adakah amal saleh mereka itu diterima oleh Allah ataukah tidak?
Nah salah satu amal ibadah yang paling dispesialkan oleh para ulama salaf selama Ramadhan itu, adalah tilawatul Qur'an. Sehingga banyak sekali dari praktik mereka dalam hal ini, sesuai riwayat-riwayat, mungkin akan tampak jauh dari logika jaman ini.
Diriwayatkan bahwa, bila bulan Ramadhan datang, maka Imam Malik bin Anas (seolah) lari meninggalkan taklim hadits dan majelis-majelis ilmu bersama para ulama, agar bisa total membaca Al-Qur'an melalui mushaf.
Begitu pula dengan Imam Sufyan Ats-Tsauri, jika Ramadhan telah tiba, maka beliau langsung meninggalkan interaksi dengan orang banyak, dan fokus dengan tilawah Al-Qur'an.
Selanjutnya disebutkan bahwa, Imam Al-Aswad bin Yazid dulu mengkhatamkan tilawah Al-Qur'an selama Ramadhan tiap dua malam sekali. Sementara di luar Ramadhan, biasanya beliau khatam setiap enam malam sekali.
Imam Said bin Jubair juga sama, disebutkan biasa mengkhatamkan bacaan Al-Qur'an sekali tiap dua malam.
Sedangkan Imam Qatadah As-Sadusi, dikatakan, beliau mengkhatamkan tilawah dalam satu pekan, dan saat Ramadhan dalam tiga malam, serta khatam tiap malam sekali khusus pada sepuluh malam terakhir.
Sementara itu Imam Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Sang Amirul Mukminin di bidang hadits, dikatakan selama Ramadhan beliau bisa khatam sekali tiap hari khusus di waktu siang saja. Lalu pada malam harinya, beliau melakukan qiyamullail setelah taraweh sehingga bisa khatam lagi setiap tiga malam sekali.
Berikutnya bagaimana dengan Imam agung kita, Imam Asy-Syafi'i? Murid beliau, Imam Ar-Rabi' bin Sulaiman bercerita bahwa, sepanjang bulan Ramadhan Imam Asy-Syafi'i bisa khatam sampai enam puluh kali. Sedangkan di luarnya, biasanya beliau khatam tilawah tiga puluh kali setiap bulan.
Dan akhirnya, bagaimana dengan Anda sendiri? Berapa kali target khatam tilawah Anda dalam Ramadhan kali ini? Ingin melebihi Imam Asy-Syafi'i?
Salam Spesial Ramadhan dari pengharap doa hamba-hamba bertaqwa (Ahmad Mudzoffar Jufri
|
Diposting oleh
yan-latifah.blogspot.com |
di
23.29 |
0
komentar
Perasaan yang senantiasa berpadu dengan kesadaran selalu berada dalam ketaatan kepada Allah, itulah yang di sebut dengan perasaan bahagia bagi seorang muslim.
Kebahagiaan itu bisa dihadirkan dimana saja dan kapan saja,
Seperti halnya beramal shalih, saling berbagi, memberi hadiah dan lain sebagainya.
Beramallah kalian, karena Allah akan melihat waktu - waktu kalian pergunakan untuk apa.
Rujukan : (QS At-Taubah : 105)
Demikian sekelumit paparan dari Ustadz Wido Supraha pada 25 April 2015 di Aula INSIST
huwaaa aku merindukan kajian kajian di aula lantai dua di Kalibata Jakarta Selatan itu, sekarang setelah satu tahun manuver seputaran Jabodetabek aku kembali ke kampung halaman di pulau Kalimantan.
Entahlah, berkecamuk rasanya meninggalkan ibukota antara sedih dan senang. senang karena aku telah mengakhiri 8 tahun masa perantauan saatnya berbakti kepada Irang Tuan dan Mengabdi di masyarakat. sedih karena di Jakarta banyak Majelis Ilmunya dan aku harus berpisah dengan teman-teman yang baik hati saat di perjalanan. memiliki teman yang banyak itu menyenangkan, namun sedikit saja teman-teman yang tulus itu lebih menyenangkan. ada banyak hadiah yang kuterima dari mereka.
kado dari ica seorang akhwat yang mengantongi toefl dengan nilai 620 sudah mengelilingi berbagai dunia, besar di Australia, mengunjungi Thailand, Jpeang dan lain sebagainya pokonya ini anak Keren bingits.. tetangga jurusan sebenarnya sewaktu di kuliah di ITS dia Arsitektur dan aku Planologi. gak sengaja ketemu di kajian INSISTS kami duduk bersebelahan, aku datang terlambat dan langsung asyik menerima materi sewaktu sesi pertanyaan aku dan kawan di sebelahku sama-sama mengancungkan tangan dan moderator meminta menyebutkan nama. "saya Lisana" seketika aku menoleh dan bertanya dengan histeris "Icha Arsitek ya? pantesan kayaknya kenal" hahaha ternyat a dia pun sudah menyadari semenjak aku datang hanya saja katanya aku kelihatan terlalu serius menyimak materi jadi tidak enak untuk menegur. Masya Allah.. sejak saat itu kami sering berburu kajian-kajian di sekitar Jakarta Selatan. kalau nggak ke INSISTS ya biasanya kami ke AQL dibilangan Tebet. pertemuan terakhirku dengan Lisana di Museum Gedung Juang 45 kami berkeliling museum di sela acara Seminar Akbar SPI ITJ. dan Lisana memberikan aku dua buku ini. terima kasih Ica, aku pasti akan merindukan saat kita weekend berburu kajian-kajian semoga bisa bertemu kembali di Kesempatan yang lebih baik ya. tetap berjuang juga di Ibukota, Barakallah
ahaha potonya kebalik gak papa kado dari Ayu teman di IBD mulai dari di Desa sampai kita kerja bareng di perusahaan IT di Bekasi Barat. seperti namanya Ayu orangnya juga Ayu alias cantik dan cewek bingiitss. suka bilang "ah yani nggak peka".. ahaha kumaha yu, maapkeun.
semoga sukses ya yuu.. aamiin
ini dari uci, dialah kawanku mbolang kemana saja, mulai dari Bandung, Garut, Tasik malaya, Pangandaran, gunung Munara, hingga perbatasan Bogor, Banten dan Sukabumi .
dia kawan di IBD juga kebanyakan teman2 IBD dah pada pulang ke kampung halaman masing-masing selesai program kemaren hanya segelintir yang masih berada di sekitaran Jabodetabek. Alhamdulillah di kasih bibit bunga matahari dan bunga Aster. aku sempat menceritakan mimpiku ke uci kalau aku ingin membuat kebun Edukasi di samping rumah bersama Ayah. sehingga sebelum pulang kemaren aku berburu biji- biji tanaman di daerah Bogor. ditemani uci berkeliling mencari biji bunga matahari gak ketemu-ketemu, ternyata uci memberikanku hadiah biji ini... aah senangnya. terima kasih uci.. barakallah untuk pengabdiannya di rumah..
Lulu, sebenarnya dia lebih suka dipanggil Fajar tapi aku terbiasa memanggilnya Lulu, adik junior sewaktu kuliah, waktu aku pulang ke kalimantan dari Surabaya dia juga sempat mengantarkan ku ke Bandara Juanda. "mbak, maaf kali ini gak bisa ngantar ke Bandara" katanya.. bandara jauh kali dari garut. gak usah repot-repot jawabku. ternyata lulu ngasih tulisan khas anak gunung. Yaah semoga suatu saat bisa ke Cikuray juga.. oh. iya selama berjuang lu.. semoga cita-citanya "itu" tercapai segera ya, dipermudah prosesnya. aamiin.
adalagi hadiah kerudung dari teman kantor, kerudung dan rok dari bu Dede, dan kerajinan flanel dari ibu ibu di Desa.. Namun, hadiah terindah adalah dari Bu Erni istri Direktur tempatku Bekerja di Bekasi.. beliau menjelaskan Tafsir surah yusuf dari ayat 05 sampai ayat 100.. cerita tentang Nabi Yusuf. di akhir Bu Erni bertanya "ada yang aneh nggak dengan cerita ini? kalau saya dulu sudah gatel mau tanya ke guru tafsir saya. Yani merasa ada yang aneh nggak ?"
aku berpikir...........
"hmmmm.... di ayat 100 Dia menaikkan kedua orang tuanya di Singgasana. Ayahnya Nabi Yusuf Nabi Ya'Kub. Tapi ibunya nggak ada ceritanya"
"Benar Sekali Sepanjang Kisah Yusuf yang di Al Qur'an ini adalah kisah terbaik, Ibunya Kemana? Kog gak disebutkan sama sekali, Nah hikmahnya adalah Pendidikan anak-anak itu ada pada Ayah... sama seperti Kisah Keluarga Ali Imran pendidikan anak-anak itu yang bertanggung jawab adalah AYAH..."
seketika aku teringat akan ceramah Ustadz Budi Ashari
yang berjudul Ayah, Ayat Allah di muka bumi
"Naahhh... makanya nanti cari Ayah yang paham tentang masalah ini..di mulai dari memperbaiki diri sendiri dulu, yakin kalau yang baik pasti akan mendapat yang baik juga. naah itu hadiah dari saya ya, selamat berjuang di kampung halaman"
terima kasih bu Erni.... Insya Allah saya akan terus mengingat pesan itu