balada akhir semester
... gara2 suka nunda2 nieh.. jadi menumpuk dah =="
so, jangan cuman meratapi , terdiam, terpekur dengan tugas2 tuuu... 0000kkkeeeyyy ayo BABAT habis semuanya,, Hancurkan semuanya...lho (==").......
end jangan lupa kalimah2 Allah penambah cemuunguud neh ^^
1. Demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian
3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (Q.S Al-Ashr)
ayo semangat berkarya
Bismillah 31 December 2011
Di penghujung tahun 2011 ini. Tiba-tiba aja jadi kangen masa-masa SMA ketika masih jadi ilustrator di majalah SOLUSI… (wah apa kabar majalah n crew majalah solusi skrang ya????)… rindu masa-masa ngomik lagi.. komik idul adha, serial bejo, komik lepas yours mother is kipper. Hahaha sayang sekali artefak peninggalan komik2 tersebut kayaknya sudah mendekam di box TPS (tempat pemungutan suara buat pemilu 2002 yang di minta sama abah buat tempat barang2 tak terpakai di rumah =.=”a)
Hmmm kpan2 sajalah. Kalau balik ke pelaihari (kalimantan selatan.com) kan ku cari lagi sisa2 artefak itu.
3 tahun sudah vakum dengan goresan pensil. Akibat kesibukan kuliah yang gak tau kompromi dan alasan yang paling jitu kenapa gak ngomik lagi ialah karena GAGAL masuk jurusan desain produk ITS, hkz…eeeh ternyata malah dapet jurusan tetangganya yaitu si Planologi…. OOOuuuch… >,< tapi sekarang harus punya targetan untuk teruss berkarya 1 HARI BIKIN 1 GAMBAR gak peduli jurusan apa aku sekarang…..0000ooookey. semoga istiqomah. Dengan semangat ’45 akhirnya kemaren ke sakinah deh (koperasi pesantren hidayatullah favorit anak2 ITS yang berada di pertigaan keputih) beli sketch book, beli crayon, pensil penghapus… yaaakkk semangat NGOMIK lagi!! Bismillah
lohh koq gambarnya ikhwan ??? hihi gak papa lah.. itung2 nuruti keinginannya mamak yang pengen punya momongan cow...loh....
so, SEMANGAT BERKARYA....!!!!
Di penghujung tahun 2011 ini. Tiba-tiba aja jadi kangen masa-masa SMA ketika masih jadi ilustrator di majalah SOLUSI… (wah apa kabar majalah n crew majalah solusi skrang ya????)… rindu masa-masa ngomik lagi.. komik idul adha, serial bejo, komik lepas yours mother is kipper. Hahaha sayang sekali artefak peninggalan komik2 tersebut kayaknya sudah mendekam di box TPS (tempat pemungutan suara buat pemilu 2002 yang di minta sama abah buat tempat barang2 tak terpakai di rumah =.=”a)
Hmmm kpan2 sajalah. Kalau balik ke pelaihari (kalimantan selatan.com) kan ku cari lagi sisa2 artefak itu.
3 tahun sudah vakum dengan goresan pensil. Akibat kesibukan kuliah yang gak tau kompromi dan alasan yang paling jitu kenapa gak ngomik lagi ialah karena GAGAL masuk jurusan desain produk ITS, hkz…eeeh ternyata malah dapet jurusan tetangganya yaitu si Planologi…. OOOuuuch… >,< tapi sekarang harus punya targetan untuk teruss berkarya 1 HARI BIKIN 1 GAMBAR gak peduli jurusan apa aku sekarang…..0000ooookey. semoga istiqomah. Dengan semangat ’45 akhirnya kemaren ke sakinah deh (koperasi pesantren hidayatullah favorit anak2 ITS yang berada di pertigaan keputih) beli sketch book, beli crayon, pensil penghapus… yaaakkk semangat NGOMIK lagi!! Bismillah
lohh koq gambarnya ikhwan ??? hihi gak papa lah.. itung2 nuruti keinginannya mamak yang pengen punya momongan cow...loh....
so, SEMANGAT BERKARYA....!!!!
Yang Tersisa dari RDK '32 JMMI ITS (Ramadhan Di Kampus)
Bismillah...
tak terasa sekarang sudah menginjak bulan safar 1433 Hijriah. perasaan baru kemaren Idul adha, baru kemaren idul fitri dan baru kemaren ramadhan,
Ya ramadhan 1432 yang penuh kenangan saat diriku benar-benar ingin mengabdikan diri untuk menuai keberkahan di bulan ini dengan bergabung dalam barisan SC RDK ( panitia ramadhan di kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya)
ada rasa rindu dengan masa-masa itu, masa-masa menjelang magrib dimana jama'ah sudah berbaris rapi untuk menganbil ta'jil. kajian dzuhur yang ramai diisi oleh mahasiswa, karyawan dan dosen ITS. I'tikaf bareng-bareng. Ramadhan ceria dengan lomba cerdas-cermatnya adik2.. wah akankah tahun depan ku temui lagi moment2 seperti ini.
dan yang tersisa sekarang ialah file2 desain poster, spanduk, pin dll yang telah kubuat.. semoga dipertemukan kembali dengan ramadhan 1433. bulan penuh berkah dan ampunan yang selalu dirindukan seluruh umat dan juga alam semesta..
gambar di atas ni sebenarnya mau dibikin desain mug,, tapi ternyata karena banyak yang suka akhirnya jadi "branding" RDK 32 ... ^^
yang dua di atas dan di bawah ini desain tas rdk
trus ni desain2 yang keren dari fsldk
tak terasa sekarang sudah menginjak bulan safar 1433 Hijriah. perasaan baru kemaren Idul adha, baru kemaren idul fitri dan baru kemaren ramadhan,
Ya ramadhan 1432 yang penuh kenangan saat diriku benar-benar ingin mengabdikan diri untuk menuai keberkahan di bulan ini dengan bergabung dalam barisan SC RDK ( panitia ramadhan di kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya)
ada rasa rindu dengan masa-masa itu, masa-masa menjelang magrib dimana jama'ah sudah berbaris rapi untuk menganbil ta'jil. kajian dzuhur yang ramai diisi oleh mahasiswa, karyawan dan dosen ITS. I'tikaf bareng-bareng. Ramadhan ceria dengan lomba cerdas-cermatnya adik2.. wah akankah tahun depan ku temui lagi moment2 seperti ini.
dan yang tersisa sekarang ialah file2 desain poster, spanduk, pin dll yang telah kubuat.. semoga dipertemukan kembali dengan ramadhan 1433. bulan penuh berkah dan ampunan yang selalu dirindukan seluruh umat dan juga alam semesta..
gambar di atas ni sebenarnya mau dibikin desain mug,, tapi ternyata karena banyak yang suka akhirnya jadi "branding" RDK 32 ... ^^
yang dua di atas dan di bawah ini desain tas rdk
trus ni desain2 yang keren dari fsldk
Amanah Itu Bukan Untuk Diminta...
Amanah bukan untuk diminta, bukan untuk dibanggakan
Amanah bukan sesuatu yang akan menaikkan derajatmu
Lalu mengapa sedih saat amanah tidak diberikan padamu?
Amanah bisa membawamu ke surga,
Namun ia pun bisa menyeretmu ke neraka
Ia begitu berat, begitu menekan,
Ia akan dipertanggungjawabkan di hadapan manusia
Saat itu mungkin engkau masih bisa membela diri dari kekuranganmu
Engkau masih bisa meminta maaf
Engkau masih bisa memberi alasan-alasan
Namun nanti, amanahmu akan dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya dengan sedetil-detilnya
Engkau takkan punya kesempatan membela diri saat itu
Engkau tak lagi bisa mengucapkan ‘afwan’
Engkau tak lagi bisa mengatakan ‘memang ini kelemahan ana’
Engkau tak lagi bisa mengatakan ‘harap maklum’
Engkau tak lagi bisa mengatakan ‘karena satu dan lain hal’
Engkau tak lagi bisa mengatakan apa-apa!
Allah Yang Maha Tahu tidak butuh semua alasan darimu
Allah Mengetahui apa yang sebenarnya
Allah Tahu sesungguhnya engkau bisa berbuat lebih,
Sesungguhnya engkau bisa menjadikan segala kesulitan menjadi suatu kekuatan
Allah Tahu, engkau belum melaksanakan amanah dengan segala kemampuan yang engkau punya
Allah Tahu, engkau masih sering lalai
Allah Tahu, engkau masih sering melupakan kewajibanmu, masih sering menindas hak orang lain
Allah Tahu segalanya, betapa tidak totalnya perjuangan yang engkau lakukan
Lalu balasan apa yang menurutmu akan engkau dapatkan?
Ya Allah, sungguh hamba-Mu ini sangat lemah
Tak sanggup rasanya memikul amanah dakwah yang begitu berat
Ya Allah, kuatkan pundak ini, bersihkan hati ini dari niat-niat yang bukan karena-Mu
Jauhkan hamba dari ujub,
jauhkan hamba dari bertindak karena mengharap pujian dan sanjungan makhluk-Mu
Segala kesalahan yang hamba lakukan dalam menjalankan amanah ini
akan menzalimi hak saudara-saudara hamba
Ingatkan hamba-Mu dalam kesalahan-kesalahannya ya Allah
Agar diri ini dapat terbebas dari tuntutan-tuntutan yang akan menjadikan diri ini
Manusia yang paling banyak hutangnya di akhirat kelak
Ampunilah Ya Allah…
Ampuni hamba…
“Kuatkan aku Ya Allah…tuk mengemban amanah-amanah hamba sekarang
FENOMENA SUNGAI DI BANJARMASIN..... ANTARA MASALAH TRANSPORTASI DAN PENGGERUSAN BUDAYA
A. Kilas Kota
Kota Banjarmasin adalah salah satu kota sekaligus merupakan ibu kota dari provinsi Kalimantan Selatan. Kota Banjarmasin terletak pada 3°15' sampai 3°22' Lintang Selatan dan 114°32' Bujur Timur, ketinggian tanah berada pada 0,16 m di bawah permukaan laut dan hampir seluruh wilayah digenangi air pada saat pasang. Kota Banjarmasin berlokasi di sisi timur sungai Barito. Letak Kota Banjarmasin nyaris di tengah-tengah Indonesia.
Menurut data statistik 2001 dari seluruh luas wilayah Kota Banjarmasin yang kurang lebih 72 km² ini dapat dipersentasikan bahwa peruntukan tanah saat sekarang adalah lahan tanah pertanian 3.111,9 ha, perindustrian 278,6 ha, jasa 443,4 ha, pemukiman adalah 3.029,3 ha dan lahan perusahaan seluas 336,8 ha. Perubahan dan perkembangan wilayah terus terjadi seiring dengan pertambahan kepadatan penduduk dan kemajuan tingkat pendidikan serta penguasaan ilmu pengetahuan teknologi.
“Kota 1000 Sungai.” Itulah julukan bagi Kota Banjarmasin. Memang, ada ratusan sungai yang malang melintang di kota ini. Kota Banjarmasin dibelah oleh sungai Martapura dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut Jawa, sehingga berpengaruh kepada drainase kota dan memberikan ciri khas tersendiri terhadap kehidupan masyarakat, terutama pemanfaatan sungai sebagai salah satu prasarana transportasi air, pariwisata, perikanan dan perdagangan. Kehidupan masyarakatnya pun sangat akrab dengan sungai. “Dulu sewaktu masih kecil, kami senang berenang di sungai Baru,” kata Menteri Lingkungan Hidup, Prof. Dr. Gusti Muhammad Hatta mengisahkan masa kecilnya di Kecamatan Sungai Baru di Banjarmasin Tengah. Airnya jernih dan terasa sejuk.
Tapi, itu kondisi kota Banjarmasin puluhan tahun silam. Sebab, wajah kota yang pernah menjadi ibukota Kesultanan Banjar kini telah banyak berubah. Hubungan mesra warga kota dengan sungai kini mulai tergerus. Sebab, berbagai perubahan yang terjadi, perlahan tapi pasti telah mengubah budaya masyarakat Banjarmasin dari berbasis sungai menjadi berbasis lahan. “Sudah ratusan aliran sungai di Kota Banjarmasin menghilang akibat ulah manusia dan degradasi alam,” ujar seorang wartawan asal Banjarmasin. Ini terjadi, karena masyarakat kurang peduli terhadap sungai, dan pemerintah kurang tegas terhadap manusia yang merusak sungai, lanjut dia.
Menurut data, jumlah sungai yang malang melintang di Banjarmasin sekitar 400 lebih sungai. Kini yang tersisa hanya sekitar 108 sungai. Jumlah tersebut tentu akan terus berkurang jika pemerintah tidak serius menyelamatkan sungai. Beberapa sumber menyebutkan, tingkat degradasi lingkungan sungai di Banjarmasin termasuk cukup serius. Beberapa sungai sudah mengalami pendangkalan dan penyempitan hebat sehingga besaran badan sungai menjadi sebesar parit atau got.
B. Permasalahan
Banyaknya sungai yang menghilang di kota Banjarmasin mengundang keprihatinan banyak pihak. “Keunikan Banjarmasin itu terletak pada banyaknya sungai sehingga wajah kota ini berbeda dengan kota-kota lain di Indonesia,” ujar seorang pengamat perkotaan. “Sebenarnya, banyaknya sungai itulah yang sebenarnya membuat Banjarmasin menjadi sexy, karena ia jadi beda dengan kota-kota lain, dan sungai adalah modal alami yang bisa dipoles agar memikat wisatawan,” kata dia.
Menurut data sungai di Indonesia, selain terdapat tiga sungai besar (lebar lebih dari 500 meter) yakni Sungai Barito, Sungai Martapura dan Sungai Alalak, di Banjarmasin juga terdapat sungai-sungai berukuran sedang (lebar di atas 25 m hingga 500 m) seperti Sungai Andai, Sungai Duyung, Sungai Kuin dan Sungai Awang. Sedangkan sungai kecil (lebar kurang dari 25 m) jumlahnya sekitar 77 sungai, antara lain Sungai Guring, Sungai Keramat, Sungai Kuripan, dan Sungai Tatas.
Sungai-sungai itu selain menghadapi ancaman pendangkalan dan penyempitan juga terancam oleh pencemaran sehingga mutu airnya sudah tidak layak dikonsumsi. Hasil uji petik yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kalimantan Selatan menunjukkan secara umum kondisi air sungai di Banjarmasin telah banyak mengandung logam berat dan bakteri ecolli. Pencemaran paling parah terjadi di Sungai Alalak.
Selain itu, berbicara mengenai peranan sungai di Kalimantan, khususnya di Banjarmasin, dimana ketika dahulu kala sungai sebagai jalur utama transportasi, dari waktu ke waktu, mengalami berbagai perubahan dan sungaipun semakin ditinggalkan, jalur darat memang menjanjikan transportasi yang lebih cepat dan efektif dibandingkan dengan transportasi sungai, berakibat pada semakin sepinya dan terlupakannya sungai-sungai tersebut. Apalagi, pemerintah lebih memprioritaskan peningkatan sarana dan prasarana jalur darat, sehingga berpengaruh terhadap peranan sungai.
Akibatnya, wilayah-wilayah di jalur sungai agak tertingal perkembangannya. Hal itu juga berdampak terhadap jasa angkutan sungai yang merupakan mata pencaharian hidup sebagian masyarakat (sungai). Ditengah majunya perkembangan transportasi darat, perlahan tapi pasti, aktivitas transportasi sungai berkurang.
Punahnya sebagian sungai di Banjarmasin tentu tidak cukup dipandang sebagai masalah teknis sebagai wujud ketidakmampuan upaya penyelamatan dan pemeliharaan mengimbangi laju kerusakan, tapi juga berkaitan erat dengan pergeseran budaya yang terjadi di masyarakat kota ini. Modernisasi kota yang bertujuan menempatkan Banjarmasin pada posisi sejajar dengan kota-kota di negara-negara maju, disadari atau tidak telah mendorong perubahan pola hidup dan tatanan sosial budaya masyarakat setempat. Nilai-nilai budaya lokal yang akrab dengan sungai, kini kian memudar karena pembangunan kota lebih berorientasi pada model pembangunan berbasis lahan. Akibatnya, banyak anak sungai diuruk menjadi lahan untuk bangunan. Rumah panggung kini sudah tidak diminati lagi karena dianggap kuno.
Pergeseran budaya, dari budaya sungai menjadi budaya daratan tampaknya menjadi salah satu faktor yang ikut memberikan kontribusi terhadap kerusakan sungai. Pergeseran budaya tersebut tampak menjadi masalah serius bagi Banjarmasin ke depan.
“Dalam kehidupan urang banua banjar, sungai memiliki makna vital dan mendalam. Sungai tidak hanya sarana transportasi, tapi merupakan urat nadi kehidupan. Budaya masyarakat Banjar adalah budaya masyarakat sungai. Sebab sungai-sungai itulah yang menyebabkan banjar sempat berjaya dimasa lampau. Karena itu, keberadaan sungai seharusnya menjadi identitas yang membanggakan bagi warga Banjarmasin. Tapi, masih adakah orang Banjarmasin yang bangga dengan identitas ini? Rendahnya kepedulian masyarakat sehingga tidak tergerak lagi untuk mempertahankan keberadaan sungai sesungguhnya pertanda bahwa sudah tak ada lagi, atau sudah sangat sedikit warga Banjarmasin bangga dengan identitas itu.
Meredupnya kebanggaan terhadap sungai sebagai identitas kota Banjarmasin, mungkin saja karena sungai-sungai itu tidak lagi menjadi tumpuan hidup yang dapat menjanjikan masa depan lebih baik. Dengan kata lain, jika dilacak lebih jauh, akar penyebab ketidakpedulian masyarakat terhadap sungai bisa berkaitan erat dengan degradasi lingkungan DAS yang menyebabkan sumber daya alamnya menipis sehingga tidak cukup memenuhi kebutuhan penduduk. Dalam perspektif inilah, perubahan orientasi kehidupan yang terjadi pada masyarakat Banjarmasin dari sungai ke darat adalah hal yang manusawi dan kerusakan sungai adalah keniscayaan yang tak terelakkan.
Pada tahun 70 – 80 an sungai-sungai di Banjarmasin sangat luas dan dalam serta mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, bahkan sungai di sepanjang jalan Ahmad Yani dulunya merupakan jalur transportasi utama di Banjarmasin, sebab sungai tersebut memanjang sampai Martapura dan mempunyai cabang-cabang yang banyak yang dapat dilalui oleh jukung sehingga banyak masyarakat menggunakannya sebagai jalur transportasi untuk bepergian ke kota mengingat dulunya masyarakat Banjar kebanyakan tinggal di pinggir sungai.
C. Lesson Learned
Pelajaran yang bisa diambil dari kota Banjarmasin yang paling utama ialah pentingnya hubungan sungai dengan masyarakat masih perlu banyak pembenahan. Orientasi yang beredar dimasyarakat saat ini, kebanyakan mereka hanya beranggapan bahwa sungai hanyalah transportasi jaman dulu yang kuno dan tidak modern. Akibatnya terjadi perubahan kehidupan yang mana dulu sungai adalah urat nadi kehidupan budaya banjar berbasis sungai, namun sekarang sudah berubah menjadi Banjarmasin berbasis lahan. Sungai-sungai diuruk dengan tanah akibatnya berarus-ratus sungai mengalami pendangkalan, penuh dengan sampah bahkan tidak sedikit pula mendapat julukan sebagai sungai mati. Rumah panggung pun yang identik dengan kehidupan sungai sudah jarang diminati dan dianggap kuno.
Padahal jika kita mau berkaca pada kota-kota sungai di negara maju. Seperti halnya Venesia yang telah berhasil menjadikan kanal sebagai icon mereka yang ternyata bisa menjadi penghasil devisa terbesar dari wisata airnya dan bisa menjadi potensi yang besar bahkan jika telah dikembangkan dengan baik tidak menutup kemungkinan bahwa sungai ternyata dapat menguntungkan beberapa aspek seperti halnya transportasi, pariwisata, dan ekonomi.
Dalam hal transportasi Venesia telah berhasil menjadikan transportasi airnya sebagai sarana transportasi utama yang layaknya transportasi darat punya rambu rambu dan lampu merah juga. Bangunan bangunan kuno yang menjulang tinggi disepanjang sungai sungai membuat perjalanan tak akan membosankan. Lain halnya dengan San Antonio riverwalk yang dijadikan objek wisata sekaligus ruang public bagi masyarakat setempat. Indah sekaligus dijadikan sentra berwisata kuliner. Padahal pada awalnya daerah ini cukup diperhatikan sebagai daerah rawan bencana alam.
Padahal jika pemerintah daerah berkaca pada sejarah kota Banjar tempo dulu dimana masyarakat pada waktu itu lebih memilih jalur transportasi melalui sungai ketimbang melalui darat, mungkin sekarang mereka dapat mencari jalan keluar tentang masalah kemacetan yang sekarang sudah menjadi rutinitas setiap hari dengan membuat jalur transportasi air. Mungkin kota Banjarmasin menjadi kota pertama yang dapat menerapkan jalur air sebagai jalur transportasi dalam kota ketimbang kota Jakarta yang notabene sungainya tidak sebanyak di Banjarmasin.
Namun sangat sangsi untuk membuat jalur transportasi tersebut pada masa sekarang mengingat Banjarmasin sudah kehilangan sungai-sungai yang dulunya dapat dilalui oleh kapal atau jukung, kita sudah melupakan kebudayaan kita tempo dulu dan akibatnya sungai-sungai sekarang penuh dengan sampah dan diatasnya berdiri bangunan megah yang akhirnya mempersempit aliran sungai tersebut. Karena itu kita perlu benar-benar mempelajari sejarah daerah kita khususnya sejarah sungai-sungai yang ada di Banjarmasin yang dulunya merupakan urat nadi masyarakat Banjar tempo dulu. Melalui sejarah kita dapat berkaca pada masa yang telah lalu untuk dijadikan jalan menuju masa depan yang lebih baik.
Dalam hal ekonomi sebenarnya Banjarmasin sudah memiliki daya tarik tersendiri yang cukup dikenal oleh kalangan luas Indonesia hingga mancanegara. Siapa yang tidak mengenal pasar terapung? Pasar yang identik dengan jukung (perahu tradisional), sungai ,barang dagangan dan jual beli memakai ijab kabul di atas jukung. Jika potensi ini benar-benar dimaksimalkan selain menjadi penggerak dibidang ekonomi budaya ini sangatlah pantas menjadi wisata unik dan menarik karena tidak semua kota di Indonesia yang mempunyai ciri khas sepeti ini.
Sebenarnya banyak pula potensi sungai lain yang dapat dikembangkan di Banjarmasin. Seperti halnya melestarikan dan menghidupkan kembali rumah-rumah panggung tentu akan menjadi ciri khas tersendiri dan bahkan bisa menjadi aset wisata. Sayangnya arus modernisasi begitu gencar menggerus sungai beserta budaya banjar yang ada sehingga diperlukan adanya upaya keras dari pemerintah dan peranan warga untuk mengembalikan citra kota Banjarmasin sebagai kota seribu sungai.
Karena itu, terkait dengan upaya pemeliharaan sungai-sungai di Banjarmasin, maka selain perlu tindakan-tindakan teknis yang terpadu dan menyeluruh dalam penyelamatan DAS dan rehabilitasi fungsi sungai, tak kalah pentingnya gagasan-gagasan kreatif dan langkah inovatif untuk menciptakan hubungan simbiose mutualistik antara sungai dengan penghidupan masyarakat. Tentu dengan itu pula warga Banjarmasin akan merasa bangga dengan identitas sebagai warga Kota Seribu Sungai. Jika Venesia bangga dengan kanal-kanalnya kenapa kita tidak berusaha untuk menjadikan sungai sebagai kebanggaan kita.
(hahaha entri tugas neh ^,^V )
Kota Banjarmasin adalah salah satu kota sekaligus merupakan ibu kota dari provinsi Kalimantan Selatan. Kota Banjarmasin terletak pada 3°15' sampai 3°22' Lintang Selatan dan 114°32' Bujur Timur, ketinggian tanah berada pada 0,16 m di bawah permukaan laut dan hampir seluruh wilayah digenangi air pada saat pasang. Kota Banjarmasin berlokasi di sisi timur sungai Barito. Letak Kota Banjarmasin nyaris di tengah-tengah Indonesia.
Menurut data statistik 2001 dari seluruh luas wilayah Kota Banjarmasin yang kurang lebih 72 km² ini dapat dipersentasikan bahwa peruntukan tanah saat sekarang adalah lahan tanah pertanian 3.111,9 ha, perindustrian 278,6 ha, jasa 443,4 ha, pemukiman adalah 3.029,3 ha dan lahan perusahaan seluas 336,8 ha. Perubahan dan perkembangan wilayah terus terjadi seiring dengan pertambahan kepadatan penduduk dan kemajuan tingkat pendidikan serta penguasaan ilmu pengetahuan teknologi.
“Kota 1000 Sungai.” Itulah julukan bagi Kota Banjarmasin. Memang, ada ratusan sungai yang malang melintang di kota ini. Kota Banjarmasin dibelah oleh sungai Martapura dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut Jawa, sehingga berpengaruh kepada drainase kota dan memberikan ciri khas tersendiri terhadap kehidupan masyarakat, terutama pemanfaatan sungai sebagai salah satu prasarana transportasi air, pariwisata, perikanan dan perdagangan. Kehidupan masyarakatnya pun sangat akrab dengan sungai. “Dulu sewaktu masih kecil, kami senang berenang di sungai Baru,” kata Menteri Lingkungan Hidup, Prof. Dr. Gusti Muhammad Hatta mengisahkan masa kecilnya di Kecamatan Sungai Baru di Banjarmasin Tengah. Airnya jernih dan terasa sejuk.
Tapi, itu kondisi kota Banjarmasin puluhan tahun silam. Sebab, wajah kota yang pernah menjadi ibukota Kesultanan Banjar kini telah banyak berubah. Hubungan mesra warga kota dengan sungai kini mulai tergerus. Sebab, berbagai perubahan yang terjadi, perlahan tapi pasti telah mengubah budaya masyarakat Banjarmasin dari berbasis sungai menjadi berbasis lahan. “Sudah ratusan aliran sungai di Kota Banjarmasin menghilang akibat ulah manusia dan degradasi alam,” ujar seorang wartawan asal Banjarmasin. Ini terjadi, karena masyarakat kurang peduli terhadap sungai, dan pemerintah kurang tegas terhadap manusia yang merusak sungai, lanjut dia.
Menurut data, jumlah sungai yang malang melintang di Banjarmasin sekitar 400 lebih sungai. Kini yang tersisa hanya sekitar 108 sungai. Jumlah tersebut tentu akan terus berkurang jika pemerintah tidak serius menyelamatkan sungai. Beberapa sumber menyebutkan, tingkat degradasi lingkungan sungai di Banjarmasin termasuk cukup serius. Beberapa sungai sudah mengalami pendangkalan dan penyempitan hebat sehingga besaran badan sungai menjadi sebesar parit atau got.
B. Permasalahan
Banyaknya sungai yang menghilang di kota Banjarmasin mengundang keprihatinan banyak pihak. “Keunikan Banjarmasin itu terletak pada banyaknya sungai sehingga wajah kota ini berbeda dengan kota-kota lain di Indonesia,” ujar seorang pengamat perkotaan. “Sebenarnya, banyaknya sungai itulah yang sebenarnya membuat Banjarmasin menjadi sexy, karena ia jadi beda dengan kota-kota lain, dan sungai adalah modal alami yang bisa dipoles agar memikat wisatawan,” kata dia.
Menurut data sungai di Indonesia, selain terdapat tiga sungai besar (lebar lebih dari 500 meter) yakni Sungai Barito, Sungai Martapura dan Sungai Alalak, di Banjarmasin juga terdapat sungai-sungai berukuran sedang (lebar di atas 25 m hingga 500 m) seperti Sungai Andai, Sungai Duyung, Sungai Kuin dan Sungai Awang. Sedangkan sungai kecil (lebar kurang dari 25 m) jumlahnya sekitar 77 sungai, antara lain Sungai Guring, Sungai Keramat, Sungai Kuripan, dan Sungai Tatas.
Sungai-sungai itu selain menghadapi ancaman pendangkalan dan penyempitan juga terancam oleh pencemaran sehingga mutu airnya sudah tidak layak dikonsumsi. Hasil uji petik yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kalimantan Selatan menunjukkan secara umum kondisi air sungai di Banjarmasin telah banyak mengandung logam berat dan bakteri ecolli. Pencemaran paling parah terjadi di Sungai Alalak.
Selain itu, berbicara mengenai peranan sungai di Kalimantan, khususnya di Banjarmasin, dimana ketika dahulu kala sungai sebagai jalur utama transportasi, dari waktu ke waktu, mengalami berbagai perubahan dan sungaipun semakin ditinggalkan, jalur darat memang menjanjikan transportasi yang lebih cepat dan efektif dibandingkan dengan transportasi sungai, berakibat pada semakin sepinya dan terlupakannya sungai-sungai tersebut. Apalagi, pemerintah lebih memprioritaskan peningkatan sarana dan prasarana jalur darat, sehingga berpengaruh terhadap peranan sungai.
Akibatnya, wilayah-wilayah di jalur sungai agak tertingal perkembangannya. Hal itu juga berdampak terhadap jasa angkutan sungai yang merupakan mata pencaharian hidup sebagian masyarakat (sungai). Ditengah majunya perkembangan transportasi darat, perlahan tapi pasti, aktivitas transportasi sungai berkurang.
Punahnya sebagian sungai di Banjarmasin tentu tidak cukup dipandang sebagai masalah teknis sebagai wujud ketidakmampuan upaya penyelamatan dan pemeliharaan mengimbangi laju kerusakan, tapi juga berkaitan erat dengan pergeseran budaya yang terjadi di masyarakat kota ini. Modernisasi kota yang bertujuan menempatkan Banjarmasin pada posisi sejajar dengan kota-kota di negara-negara maju, disadari atau tidak telah mendorong perubahan pola hidup dan tatanan sosial budaya masyarakat setempat. Nilai-nilai budaya lokal yang akrab dengan sungai, kini kian memudar karena pembangunan kota lebih berorientasi pada model pembangunan berbasis lahan. Akibatnya, banyak anak sungai diuruk menjadi lahan untuk bangunan. Rumah panggung kini sudah tidak diminati lagi karena dianggap kuno.
Pergeseran budaya, dari budaya sungai menjadi budaya daratan tampaknya menjadi salah satu faktor yang ikut memberikan kontribusi terhadap kerusakan sungai. Pergeseran budaya tersebut tampak menjadi masalah serius bagi Banjarmasin ke depan.
“Dalam kehidupan urang banua banjar, sungai memiliki makna vital dan mendalam. Sungai tidak hanya sarana transportasi, tapi merupakan urat nadi kehidupan. Budaya masyarakat Banjar adalah budaya masyarakat sungai. Sebab sungai-sungai itulah yang menyebabkan banjar sempat berjaya dimasa lampau. Karena itu, keberadaan sungai seharusnya menjadi identitas yang membanggakan bagi warga Banjarmasin. Tapi, masih adakah orang Banjarmasin yang bangga dengan identitas ini? Rendahnya kepedulian masyarakat sehingga tidak tergerak lagi untuk mempertahankan keberadaan sungai sesungguhnya pertanda bahwa sudah tak ada lagi, atau sudah sangat sedikit warga Banjarmasin bangga dengan identitas itu.
Meredupnya kebanggaan terhadap sungai sebagai identitas kota Banjarmasin, mungkin saja karena sungai-sungai itu tidak lagi menjadi tumpuan hidup yang dapat menjanjikan masa depan lebih baik. Dengan kata lain, jika dilacak lebih jauh, akar penyebab ketidakpedulian masyarakat terhadap sungai bisa berkaitan erat dengan degradasi lingkungan DAS yang menyebabkan sumber daya alamnya menipis sehingga tidak cukup memenuhi kebutuhan penduduk. Dalam perspektif inilah, perubahan orientasi kehidupan yang terjadi pada masyarakat Banjarmasin dari sungai ke darat adalah hal yang manusawi dan kerusakan sungai adalah keniscayaan yang tak terelakkan.
Pada tahun 70 – 80 an sungai-sungai di Banjarmasin sangat luas dan dalam serta mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, bahkan sungai di sepanjang jalan Ahmad Yani dulunya merupakan jalur transportasi utama di Banjarmasin, sebab sungai tersebut memanjang sampai Martapura dan mempunyai cabang-cabang yang banyak yang dapat dilalui oleh jukung sehingga banyak masyarakat menggunakannya sebagai jalur transportasi untuk bepergian ke kota mengingat dulunya masyarakat Banjar kebanyakan tinggal di pinggir sungai.
C. Lesson Learned
Pelajaran yang bisa diambil dari kota Banjarmasin yang paling utama ialah pentingnya hubungan sungai dengan masyarakat masih perlu banyak pembenahan. Orientasi yang beredar dimasyarakat saat ini, kebanyakan mereka hanya beranggapan bahwa sungai hanyalah transportasi jaman dulu yang kuno dan tidak modern. Akibatnya terjadi perubahan kehidupan yang mana dulu sungai adalah urat nadi kehidupan budaya banjar berbasis sungai, namun sekarang sudah berubah menjadi Banjarmasin berbasis lahan. Sungai-sungai diuruk dengan tanah akibatnya berarus-ratus sungai mengalami pendangkalan, penuh dengan sampah bahkan tidak sedikit pula mendapat julukan sebagai sungai mati. Rumah panggung pun yang identik dengan kehidupan sungai sudah jarang diminati dan dianggap kuno.
Padahal jika kita mau berkaca pada kota-kota sungai di negara maju. Seperti halnya Venesia yang telah berhasil menjadikan kanal sebagai icon mereka yang ternyata bisa menjadi penghasil devisa terbesar dari wisata airnya dan bisa menjadi potensi yang besar bahkan jika telah dikembangkan dengan baik tidak menutup kemungkinan bahwa sungai ternyata dapat menguntungkan beberapa aspek seperti halnya transportasi, pariwisata, dan ekonomi.
Dalam hal transportasi Venesia telah berhasil menjadikan transportasi airnya sebagai sarana transportasi utama yang layaknya transportasi darat punya rambu rambu dan lampu merah juga. Bangunan bangunan kuno yang menjulang tinggi disepanjang sungai sungai membuat perjalanan tak akan membosankan. Lain halnya dengan San Antonio riverwalk yang dijadikan objek wisata sekaligus ruang public bagi masyarakat setempat. Indah sekaligus dijadikan sentra berwisata kuliner. Padahal pada awalnya daerah ini cukup diperhatikan sebagai daerah rawan bencana alam.
Padahal jika pemerintah daerah berkaca pada sejarah kota Banjar tempo dulu dimana masyarakat pada waktu itu lebih memilih jalur transportasi melalui sungai ketimbang melalui darat, mungkin sekarang mereka dapat mencari jalan keluar tentang masalah kemacetan yang sekarang sudah menjadi rutinitas setiap hari dengan membuat jalur transportasi air. Mungkin kota Banjarmasin menjadi kota pertama yang dapat menerapkan jalur air sebagai jalur transportasi dalam kota ketimbang kota Jakarta yang notabene sungainya tidak sebanyak di Banjarmasin.
Namun sangat sangsi untuk membuat jalur transportasi tersebut pada masa sekarang mengingat Banjarmasin sudah kehilangan sungai-sungai yang dulunya dapat dilalui oleh kapal atau jukung, kita sudah melupakan kebudayaan kita tempo dulu dan akibatnya sungai-sungai sekarang penuh dengan sampah dan diatasnya berdiri bangunan megah yang akhirnya mempersempit aliran sungai tersebut. Karena itu kita perlu benar-benar mempelajari sejarah daerah kita khususnya sejarah sungai-sungai yang ada di Banjarmasin yang dulunya merupakan urat nadi masyarakat Banjar tempo dulu. Melalui sejarah kita dapat berkaca pada masa yang telah lalu untuk dijadikan jalan menuju masa depan yang lebih baik.
Dalam hal ekonomi sebenarnya Banjarmasin sudah memiliki daya tarik tersendiri yang cukup dikenal oleh kalangan luas Indonesia hingga mancanegara. Siapa yang tidak mengenal pasar terapung? Pasar yang identik dengan jukung (perahu tradisional), sungai ,barang dagangan dan jual beli memakai ijab kabul di atas jukung. Jika potensi ini benar-benar dimaksimalkan selain menjadi penggerak dibidang ekonomi budaya ini sangatlah pantas menjadi wisata unik dan menarik karena tidak semua kota di Indonesia yang mempunyai ciri khas sepeti ini.
Sebenarnya banyak pula potensi sungai lain yang dapat dikembangkan di Banjarmasin. Seperti halnya melestarikan dan menghidupkan kembali rumah-rumah panggung tentu akan menjadi ciri khas tersendiri dan bahkan bisa menjadi aset wisata. Sayangnya arus modernisasi begitu gencar menggerus sungai beserta budaya banjar yang ada sehingga diperlukan adanya upaya keras dari pemerintah dan peranan warga untuk mengembalikan citra kota Banjarmasin sebagai kota seribu sungai.
Karena itu, terkait dengan upaya pemeliharaan sungai-sungai di Banjarmasin, maka selain perlu tindakan-tindakan teknis yang terpadu dan menyeluruh dalam penyelamatan DAS dan rehabilitasi fungsi sungai, tak kalah pentingnya gagasan-gagasan kreatif dan langkah inovatif untuk menciptakan hubungan simbiose mutualistik antara sungai dengan penghidupan masyarakat. Tentu dengan itu pula warga Banjarmasin akan merasa bangga dengan identitas sebagai warga Kota Seribu Sungai. Jika Venesia bangga dengan kanal-kanalnya kenapa kita tidak berusaha untuk menjadikan sungai sebagai kebanggaan kita.
(hahaha entri tugas neh ^,^V )
Manfaatkan Peluang Emas Bonus Demografi Secara Maksimal
Di era 50-an keadaan Negara Indonesia mengalami kondisi demografis yang kurang menguntungkan. Dimana terjadi kelahiran dengan frekuensi yang sangat tinggi, namun yang meninggal juga banyak. Hal ini disebabkan karena pada era tersebut fasilitas pelayanan kesehatan sangatlah minim. Namun dengan perkembangan teknologi obat-obatan dan program kesehatan masyarakat yang makin meningkat sejak tahun 1960, maka angka kematian di Indonesia kemudian menurun dengan relatif cepat, sementara angka kelahiran masih tinggi. Hal ini mengakibatkan terjadinya pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Sehingga dikhawatirkan pertumbuhan penduduk yang kian pesat, tanpa dibarengi dengan pemerataan dan kesejahteraan penduduk dapat mengakibatkan angka beban tanggungan meningkat dengan cepat. Angka beban tanggungan merupakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif (umur di bawah 15 tahun dan umur 65 tahun ke atas) dengan banyaknya orang golongan usia produktif (umur 15-64 tahun). Angka beban tanggungan penduduk Indonesia pada tahun 1971 adalah 87, ini berarti bahwa tiap 100 orang yang produktif harus menanggung 87 orang yang tidak produktif (Anonim, 2007). Angka yang tinggi ini menjadikan beban ekonomi yang besar.
Untuk mengatasi masalah tersebut Pemerintah Indonesia (Presiden Soeharto) sejak tahun 1969 melaksanakan program keluarga berencana (KB) yang menekankan bahwa kesejahteraan masing-masing keluarga dapat diperoleh dengan membatasi kelahiran (kuantitas). 20 tahun kemudian manfaat dari keberhasilan program KB tersebut dapat dirasakan dengan terjadinya pergeseran penduduk usia produktif semakin meningkat, sedangkan jumlah penduduk usia non-produktif semakin menurun. Keadaan inilah yang disebut dengan bonus demografi yaitu kondisi dimana suatu masyarakat atau bangsa berhasil mengubah struktur umur penduduknya dari berbentuk piramid menjadi bentuk kubah dan kemudian berubah lagi menjadi bentuk granat. Dalam perjalanan perubahan itu, akan bisa dihitung berapa banyak penduduk yang berusia produktif (15 – 59 tahun) di banding yang berada di usia tidak produktif (0 – 14 tahun, di tambah 60 tahun ke atas). Bila suatu bangsa struktur umur penduduknya piramid atau granat maka 100 penduduk usia produktif akan disertai dengan 70 – 80 atau lebih penduduk usia tidak produktif. Hanya bedanya, kalau pada bentuk piramid yang banyak adalah anak-anak (0 – 14 tahun ), dalam bentuk granat yang banyak adalah lansia (60 tahun ke atas).Suatu masyarakat dikatakan mengalami bonus demografi bila berada dalam struktur yang berbentuk kubah tadi, yakni 100 penduduk usia produktif hanya diimbangi oleh sekitar 40 – 50 penduduk usia tidak produktif. Artinya bebannya tidak terlalu berat. Bila keberhasilan program KB dapat dipertahankan dan berhasil mencapai Total Fertility Rate (TFR) sekitar 2,1 maka pada 2015-2025 Indonesia akan mengalami bonus demografi dengan angka ketergantungan (dependency ratio) sekitar 0,4 sampai 0,5.(bkkbn,2008).
Struktur usia penduduk Indonesia saat ini sangat menguntungkan untuk pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Jumlah penduduk usia kerja relatif jauh lebih besar daripada jumlah penduduk yang merupakan beban (yang masih amat muda dan yang sudah tua). Ini lah kesempatan emas yang amat berharga. Disebut bonus, karena kondisi ini tidak akan bertahan lama.
Namun, saat ini permasalahannya banyaknya penduduk usia produktif tidak diimbangi dengan penyediaan lapangan kerja yang memadai, sehingga kenyataannya memang banyak penduduk yang berusia produktif tapi faktanya mereka hanya setengah produktif seperti pekerja serabutan atau bahkan tidak produktif sama sekali (pengangguran). Angka pengangguran pun yang kian tahun kian meningkat ,hanya sebagian kecil penduduk Indonesia yang benar-benar produktif dan mampu mengatasi beban tanggungan. Padahal keadaan seperti bonus demografi sangatlah langka dan jika dapat dimanfaatkan dengan maksimal dapat meningkatkan pertumbuhan perekonomian dan pembangunan di Indonesia. Untuk menghindari meningkatnya jumlah pengangguran dan agar keadaan bonus demografi menjadi tidak sia-sia perlu ada pembekalan khusus sejak dini sebelum penduduk menginjak usia produktif, sepeti peningkatan kualitas sumber daya manusia berkualitas, pembenahan dalam bidang pendidikan dan meningkatkan lapangan usaha. Sehingga peningkatan kualitas penduduk perlu menjadi perhatian pemerintah. Jika hal tersebut diabaikan, maka penduduk yang produktif menjadi tidak produktif dan menjadi beban yang akan berdampak pada meningkatnya angka kemiskinan. Namun,yang paling penting adalah kemauan politik bangsa Indonesia untuk membangun karakter bangsa yang jujur (tidak korup), hidup hemat, tekun, komitmen dan bertanggung jawab. Sebab akar semua masalah adalah dari moral manusia.
Untuk mengatasi masalah tersebut Pemerintah Indonesia (Presiden Soeharto) sejak tahun 1969 melaksanakan program keluarga berencana (KB) yang menekankan bahwa kesejahteraan masing-masing keluarga dapat diperoleh dengan membatasi kelahiran (kuantitas). 20 tahun kemudian manfaat dari keberhasilan program KB tersebut dapat dirasakan dengan terjadinya pergeseran penduduk usia produktif semakin meningkat, sedangkan jumlah penduduk usia non-produktif semakin menurun. Keadaan inilah yang disebut dengan bonus demografi yaitu kondisi dimana suatu masyarakat atau bangsa berhasil mengubah struktur umur penduduknya dari berbentuk piramid menjadi bentuk kubah dan kemudian berubah lagi menjadi bentuk granat. Dalam perjalanan perubahan itu, akan bisa dihitung berapa banyak penduduk yang berusia produktif (15 – 59 tahun) di banding yang berada di usia tidak produktif (0 – 14 tahun, di tambah 60 tahun ke atas). Bila suatu bangsa struktur umur penduduknya piramid atau granat maka 100 penduduk usia produktif akan disertai dengan 70 – 80 atau lebih penduduk usia tidak produktif. Hanya bedanya, kalau pada bentuk piramid yang banyak adalah anak-anak (0 – 14 tahun ), dalam bentuk granat yang banyak adalah lansia (60 tahun ke atas).Suatu masyarakat dikatakan mengalami bonus demografi bila berada dalam struktur yang berbentuk kubah tadi, yakni 100 penduduk usia produktif hanya diimbangi oleh sekitar 40 – 50 penduduk usia tidak produktif. Artinya bebannya tidak terlalu berat. Bila keberhasilan program KB dapat dipertahankan dan berhasil mencapai Total Fertility Rate (TFR) sekitar 2,1 maka pada 2015-2025 Indonesia akan mengalami bonus demografi dengan angka ketergantungan (dependency ratio) sekitar 0,4 sampai 0,5.(bkkbn,2008).
Struktur usia penduduk Indonesia saat ini sangat menguntungkan untuk pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Jumlah penduduk usia kerja relatif jauh lebih besar daripada jumlah penduduk yang merupakan beban (yang masih amat muda dan yang sudah tua). Ini lah kesempatan emas yang amat berharga. Disebut bonus, karena kondisi ini tidak akan bertahan lama.
Namun, saat ini permasalahannya banyaknya penduduk usia produktif tidak diimbangi dengan penyediaan lapangan kerja yang memadai, sehingga kenyataannya memang banyak penduduk yang berusia produktif tapi faktanya mereka hanya setengah produktif seperti pekerja serabutan atau bahkan tidak produktif sama sekali (pengangguran). Angka pengangguran pun yang kian tahun kian meningkat ,hanya sebagian kecil penduduk Indonesia yang benar-benar produktif dan mampu mengatasi beban tanggungan. Padahal keadaan seperti bonus demografi sangatlah langka dan jika dapat dimanfaatkan dengan maksimal dapat meningkatkan pertumbuhan perekonomian dan pembangunan di Indonesia. Untuk menghindari meningkatnya jumlah pengangguran dan agar keadaan bonus demografi menjadi tidak sia-sia perlu ada pembekalan khusus sejak dini sebelum penduduk menginjak usia produktif, sepeti peningkatan kualitas sumber daya manusia berkualitas, pembenahan dalam bidang pendidikan dan meningkatkan lapangan usaha. Sehingga peningkatan kualitas penduduk perlu menjadi perhatian pemerintah. Jika hal tersebut diabaikan, maka penduduk yang produktif menjadi tidak produktif dan menjadi beban yang akan berdampak pada meningkatnya angka kemiskinan. Namun,yang paling penting adalah kemauan politik bangsa Indonesia untuk membangun karakter bangsa yang jujur (tidak korup), hidup hemat, tekun, komitmen dan bertanggung jawab. Sebab akar semua masalah adalah dari moral manusia.
Akhwat itu....
Alkisah, seorang santri putra sedang bersegera menemui Ustadznya. Dia bertanya pada sang Ustadz, "Ustadz, tolong ceritakan kepadaku tentang akhwat sejati.."Sang Ustadz pun tersenyum teduh dan menjawab,
Akhwat sejati
Bukan dilihat dari kecantikan parasnya…Tetapi dari kecantikan hati yang ada dibaliknya…
Akhwat Sejati…Bukan dilihat dari bentuk tubuh yang mempesona…Tetapi dari sejauh mana dia berhasil menutup tubuhnya…
Akhwat Sejati…Bukan dilihat dari begitu banyaknya dia melakukan kebaikan…Tetapi dari keikhlasannya memberikan kebaikan itu…
Akhwat Sejati…Bukan dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya…Tetapi dari apa yang sering mulutnya bicarakan…Akhwat Sejati…Bukan dilihat dari keahliannya berbicara…Tetapi dari bagaimana caranya berbicara….
Akhwat Sejati…Bukan dilihat dari keberaniannya berpakaian…Tetapi dari sejauh mana dia mempertahankan kehormatannya…
Akhwat Sejati…Bukan dilihat dari kekhawatirannya digoda orang dijalan…Tetapi dari kekhawatiran dirinya yang membuat orang tergoda…
Akhwat Sejati…Bukan dilihat dari seberapa banyak dan besar ujian yang dijalani…Tetapi dari sejauh mana dia menghadapi ujian dengan kesabaran…
Akhwat Sejati…Bukan dilihat dari sifat supelnya bergaul…Tetapi dari sejauh mana dia menjaga kehormatannya dalam bergaul…
" akhwat sejati dilihat tidak semata dari sekedar jilbabnya ataupun jubahnya yang lebar, tetapi juga dari bagaimana ia menjaga pandangan mata (ghadhul bashar), sikap, akhlak, kehormatan dan kemurnian agamanya..Akhwat sejati tidak dinilai dari kelembutan suaranya semata, tetapi dari lantangnya ia mengatakan kebenaran di hadapan lelaki yang bukan mahramnya, sekalipun kebenaran itu mungkin menyakiti perasaannya sendiri.Ia, akhwat sejati, tidak bisa kau nilai dari berapa banyak sahabat di sekitarnya, tetapi dari sikap bersahabatnya dengan anak-anaknya, keluarga dekatnya, para tetangga, serta orang-orang di sekitarnya.Akhwat sejati bukanlah dilihat dari bagaimana ia pintar berhias dan memasak masakan yang lezat, tapi bagaimana ia bisa faham dan mengerti selera dan variasi makan keluarganya dan mengerti bagaimana berpenampilan menarik di hadapan suamiKecerdasan akhwat sejati bukan dilihat dari seberapa cepat ia meraih gelar sarjana, namun dari kemampuannya mengatur finansial keluarga dan selalu merasa cukup (qonaah) dengan segala pemberian dari sang suami di saat lapang maupun di saat sempit.Jangan pernah kau menilai kecantikan sang akhwat hanya dari wajahnya yang cantik atau penampilan luarnya yang menarik. Kecantikan akhwat sejati bisa kau lihat dari bagaimana ia tersenyum tulus pada orang-orang yang ia cintai tanpa sebuah pemaksaan.Komitmen sang akhwat sejati tidak bisa dinilai dari berapa banyak ia menolak lelaki yang mencoba berta’aruf kepadanya, tetapi dari seberapa komitmennya untuk mengatakan, Tidak ada kata CINTA sebelum menikah.Ingatlah akhi, kekuatan akhwat sejati bukanlah dilihat dari jumlah sabuk hitam yang melingkar di pinggangnya, bukan pula prestasi olahraganya. Kekuatan akhwat sejati dilihat dari sabarnya ia menghadapi lika-liku kehidupan dunia.Pemahaman akhwat sejati tentang Al Quran dilihat tidak hanya dari dari berapa banyak ia hafal Al-Quran, tapi lebih kepada pengamalan atas apa yang ia baca dan hafalkan dalam Al Quran dalam kehidupan sehari-harinya."Jawaban dari sang Ustadz perlahan ia cerna, namun jawaban itu ternyata belum memuaskan rasa ingin tahunya, sehingga sang murid kembali bertanya, "Ustadz, adakah akhwat yang dapat memenuhi kriteria seperti itu?".Sang Ustadz yang paham akan rasa ingin tahu muridnya kembali tersenyum teduh dan berkata, "Akhi, Akhwat-akhwat seperti itu memang ada, tapi amatlah langka. Sekalipun ada, biasanya mereka memiliki karakter khas atau ciri-ciri antara lain;Mereka sangat mencintai Allah dan Rasul-Nya, serta tidak lepas dari memberikan kebaikan, setidaknya pada lingkungannya sendiri.Ia tidak ingin dikenal, kecuali diminta atau didesak oleh masyarakat sekitarnya. Ia berasal dari keturunan orang-orang yang shalih atau shalihat, berasal dari lingkungan yang sangat terpelihara, punya amal ibadah harian, mingguan dan bulanan lebih dari orang-orang kebanyakan.Hidupnya sederhana namun tetap menarik dan bermanfaat buat orang lain, dikenal sebagai tetangga yang baik hati. Berbakti terhadap orang tua, hormat kepada yang lebih tua dan sayang terhadap yang lebih muda, disiplin dengan sholat wajibunya, sering berpuasa sunnah dan qiyamullail, dan bisa jadi amalan ibadah terbaiknya disembunyikan dari mata orang-orang yang mengenalnya.Ia rajin berdzikir dan beristighfar, rajin mendoakan saudara-saudaranya terutama yang sedang dalam keadaan kesulitan atau sedang terdzolimi secara nyata ataupun tersembunyi. Ia, akhwat sejati, rajin bersilaturahmi dan senantiasa berdedikasi dalam menuntut ilmu.Akhwat sejati, ia senantiasa menambah dan memperbaiki ilmunya dan menyampaikan semua ilmu yang ia ketahui setelah terlebih dahulu ia mengamalkannya, rajin membaca atau menghafal Al Quran atau hadits dan buku-buku yang bermanfaat, pintar atau kuat hafalannya, sangat selektif soal makanan atau minuman yang dikonsumsi.Akhwat sejati memiliki perhatian terhadap kebersihan dan sangat disiplin bila bersangkutan dengan bersuci. Ia terjaga dan senantiasa menjaga diri dari berdua-duaan, tidak memiliki kesenangan terhadap bergunjing pada orang lain.Bagi akhwat sejati, menjaga pikiran, lisan dan semua perbuatan sehingga terjauhkan dari perbuatan yang sia-sia adalah sebuah kewajiban. Ia senantiasa menerima keadaan dan pasrah, serta menjaga hatinya dari bersedih hati yang terlarut-larut.Akhwat sejati pandai menghibur dan pandai menutupi aib atau kekurangan dirinya dan orang-orang yang ia kenal, mudah memaafkan kesalahan atau kekeliruan orang lain tanpa diminta dan tanpa dendam, ringan tangan untuk membantu sesama, mudah berinfaq, ikhlas, jauh dari riya, takabur, dan sifat-sifat tercela."Jawaban dari sang Ustadz ternyata masih menyisakan rasa penasaran sang murid, sehingga bertanyalah lagi dia kepada Ustadz. “Ustadz, adakah cara untuk mendapatkannya? Atau setidak-tidaknya bisa mendapatkan seorang akhwat yang mendekati profil akhwat sejati?Sang Ustadz pun dengan bijak segera menjawabnya: “Ada, jika antum ingin mendapatkan akhwat sejati dan benar-benar shalihah sebagai teman hidup maka SHALIHKAN DAHULU DIRIMU!! karena Insya Allah akhwat yang shalihah adalah pada dasarnya juga untuk ikhwan yang shalih...“"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)." (QS. An Nuur: 26)
semoga akhwat yang membacanya termasuk dan bisa seperti apa yang ada di tulisan
ini nantinya, Amin
Akhwat sejati
Bukan dilihat dari kecantikan parasnya…Tetapi dari kecantikan hati yang ada dibaliknya…
Akhwat Sejati…Bukan dilihat dari bentuk tubuh yang mempesona…Tetapi dari sejauh mana dia berhasil menutup tubuhnya…
Akhwat Sejati…Bukan dilihat dari begitu banyaknya dia melakukan kebaikan…Tetapi dari keikhlasannya memberikan kebaikan itu…
Akhwat Sejati…Bukan dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya…Tetapi dari apa yang sering mulutnya bicarakan…Akhwat Sejati…Bukan dilihat dari keahliannya berbicara…Tetapi dari bagaimana caranya berbicara….
Akhwat Sejati…Bukan dilihat dari keberaniannya berpakaian…Tetapi dari sejauh mana dia mempertahankan kehormatannya…
Akhwat Sejati…Bukan dilihat dari kekhawatirannya digoda orang dijalan…Tetapi dari kekhawatiran dirinya yang membuat orang tergoda…
Akhwat Sejati…Bukan dilihat dari seberapa banyak dan besar ujian yang dijalani…Tetapi dari sejauh mana dia menghadapi ujian dengan kesabaran…
Akhwat Sejati…Bukan dilihat dari sifat supelnya bergaul…Tetapi dari sejauh mana dia menjaga kehormatannya dalam bergaul…
" akhwat sejati dilihat tidak semata dari sekedar jilbabnya ataupun jubahnya yang lebar, tetapi juga dari bagaimana ia menjaga pandangan mata (ghadhul bashar), sikap, akhlak, kehormatan dan kemurnian agamanya..Akhwat sejati tidak dinilai dari kelembutan suaranya semata, tetapi dari lantangnya ia mengatakan kebenaran di hadapan lelaki yang bukan mahramnya, sekalipun kebenaran itu mungkin menyakiti perasaannya sendiri.Ia, akhwat sejati, tidak bisa kau nilai dari berapa banyak sahabat di sekitarnya, tetapi dari sikap bersahabatnya dengan anak-anaknya, keluarga dekatnya, para tetangga, serta orang-orang di sekitarnya.Akhwat sejati bukanlah dilihat dari bagaimana ia pintar berhias dan memasak masakan yang lezat, tapi bagaimana ia bisa faham dan mengerti selera dan variasi makan keluarganya dan mengerti bagaimana berpenampilan menarik di hadapan suamiKecerdasan akhwat sejati bukan dilihat dari seberapa cepat ia meraih gelar sarjana, namun dari kemampuannya mengatur finansial keluarga dan selalu merasa cukup (qonaah) dengan segala pemberian dari sang suami di saat lapang maupun di saat sempit.Jangan pernah kau menilai kecantikan sang akhwat hanya dari wajahnya yang cantik atau penampilan luarnya yang menarik. Kecantikan akhwat sejati bisa kau lihat dari bagaimana ia tersenyum tulus pada orang-orang yang ia cintai tanpa sebuah pemaksaan.Komitmen sang akhwat sejati tidak bisa dinilai dari berapa banyak ia menolak lelaki yang mencoba berta’aruf kepadanya, tetapi dari seberapa komitmennya untuk mengatakan, Tidak ada kata CINTA sebelum menikah.Ingatlah akhi, kekuatan akhwat sejati bukanlah dilihat dari jumlah sabuk hitam yang melingkar di pinggangnya, bukan pula prestasi olahraganya. Kekuatan akhwat sejati dilihat dari sabarnya ia menghadapi lika-liku kehidupan dunia.Pemahaman akhwat sejati tentang Al Quran dilihat tidak hanya dari dari berapa banyak ia hafal Al-Quran, tapi lebih kepada pengamalan atas apa yang ia baca dan hafalkan dalam Al Quran dalam kehidupan sehari-harinya."Jawaban dari sang Ustadz perlahan ia cerna, namun jawaban itu ternyata belum memuaskan rasa ingin tahunya, sehingga sang murid kembali bertanya, "Ustadz, adakah akhwat yang dapat memenuhi kriteria seperti itu?".Sang Ustadz yang paham akan rasa ingin tahu muridnya kembali tersenyum teduh dan berkata, "Akhi, Akhwat-akhwat seperti itu memang ada, tapi amatlah langka. Sekalipun ada, biasanya mereka memiliki karakter khas atau ciri-ciri antara lain;Mereka sangat mencintai Allah dan Rasul-Nya, serta tidak lepas dari memberikan kebaikan, setidaknya pada lingkungannya sendiri.Ia tidak ingin dikenal, kecuali diminta atau didesak oleh masyarakat sekitarnya. Ia berasal dari keturunan orang-orang yang shalih atau shalihat, berasal dari lingkungan yang sangat terpelihara, punya amal ibadah harian, mingguan dan bulanan lebih dari orang-orang kebanyakan.Hidupnya sederhana namun tetap menarik dan bermanfaat buat orang lain, dikenal sebagai tetangga yang baik hati. Berbakti terhadap orang tua, hormat kepada yang lebih tua dan sayang terhadap yang lebih muda, disiplin dengan sholat wajibunya, sering berpuasa sunnah dan qiyamullail, dan bisa jadi amalan ibadah terbaiknya disembunyikan dari mata orang-orang yang mengenalnya.Ia rajin berdzikir dan beristighfar, rajin mendoakan saudara-saudaranya terutama yang sedang dalam keadaan kesulitan atau sedang terdzolimi secara nyata ataupun tersembunyi. Ia, akhwat sejati, rajin bersilaturahmi dan senantiasa berdedikasi dalam menuntut ilmu.Akhwat sejati, ia senantiasa menambah dan memperbaiki ilmunya dan menyampaikan semua ilmu yang ia ketahui setelah terlebih dahulu ia mengamalkannya, rajin membaca atau menghafal Al Quran atau hadits dan buku-buku yang bermanfaat, pintar atau kuat hafalannya, sangat selektif soal makanan atau minuman yang dikonsumsi.Akhwat sejati memiliki perhatian terhadap kebersihan dan sangat disiplin bila bersangkutan dengan bersuci. Ia terjaga dan senantiasa menjaga diri dari berdua-duaan, tidak memiliki kesenangan terhadap bergunjing pada orang lain.Bagi akhwat sejati, menjaga pikiran, lisan dan semua perbuatan sehingga terjauhkan dari perbuatan yang sia-sia adalah sebuah kewajiban. Ia senantiasa menerima keadaan dan pasrah, serta menjaga hatinya dari bersedih hati yang terlarut-larut.Akhwat sejati pandai menghibur dan pandai menutupi aib atau kekurangan dirinya dan orang-orang yang ia kenal, mudah memaafkan kesalahan atau kekeliruan orang lain tanpa diminta dan tanpa dendam, ringan tangan untuk membantu sesama, mudah berinfaq, ikhlas, jauh dari riya, takabur, dan sifat-sifat tercela."Jawaban dari sang Ustadz ternyata masih menyisakan rasa penasaran sang murid, sehingga bertanyalah lagi dia kepada Ustadz. “Ustadz, adakah cara untuk mendapatkannya? Atau setidak-tidaknya bisa mendapatkan seorang akhwat yang mendekati profil akhwat sejati?Sang Ustadz pun dengan bijak segera menjawabnya: “Ada, jika antum ingin mendapatkan akhwat sejati dan benar-benar shalihah sebagai teman hidup maka SHALIHKAN DAHULU DIRIMU!! karena Insya Allah akhwat yang shalihah adalah pada dasarnya juga untuk ikhwan yang shalih...“"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)." (QS. An Nuur: 26)
semoga akhwat yang membacanya termasuk dan bisa seperti apa yang ada di tulisan
ini nantinya, Amin
Thank You Allah o(~_~)o
ini neh lagu yang sangat so sweet dah.... dengerinnya mpe gk bosen2....bikin tambah rasa syukur juga ama Sang Pencipta yaitu ALLAH SUBHANALLAH WATA'ALA......rasa syukur dah di kasih oksigen gratis ( gk bsa bayangin deh kalo oksigen selangka BBM ... gmna jadinya yaaa =,= ) rasa syukur masih diberi kenikmatan bisa merengkuh Iman,Islam. dan Cintanya.. <3......... Allah Irhamna. ya Robb......
~ Selalu ada Ibroh di setiap Langkah dan Nafas ~
~~~~ Thank You Allah (Acoustic Version) By Maher Zain ~~~~~
Alhamdulillah.... Alhamdulillah
I was so far from you
Yet to me you were always so close
I wandered lost in the dark
I closed my eyes toward the signs
You put in my way
I walked everyday
Further and further away from you
Ooooo Allah, you brought me home
I thank You with every breath I take.
Alhamdulillah, Elhamdulillah
All praises to Allah, All praises to Allah
Alhamdulillah, Elhamdulillah
All praises to Allah, All praises to Allah.
I never thought about
All the things you have given to me
I never thanked you once
I was too proud to see the truth
And prostrate to you
Until I took the first step
And that’s when you opened the doors for me
Now Allah, I realized what I was missing
By being far from you.
Alhamdulillah, Elhamdulillah
All praises to Allah, All praises to Allah
Alhamdulillah, Elhamdulillah
All praises to Allah, All praises to Allah. o(~_~)o
Allah, I wanna thank You
I wanna thank you for all the things that you’ve done
You’ve done for me through all my years I’ve been lost
You guided me from all the ways that were wrong
And did you give me hope
O Allah, I wanna thank you
I wanna thank You for all the things that you’ve done
You’ve done for me through all my years I’ve been lost
You guided me from all the ways that were wrong
I wanna thank You for bringing me home
Alhamdulillah, Elhamdulillah
All praises to Allah, All praises to Allah
Alhamdulillah, Elhamdulillah
All praises to Allah, All praises to Allah.
~ Selalu ada Ibroh di setiap Langkah dan Nafas ~
~~~~ Thank You Allah (Acoustic Version) By Maher Zain ~~~~~
Alhamdulillah.... Alhamdulillah
I was so far from you
Yet to me you were always so close
I wandered lost in the dark
I closed my eyes toward the signs
You put in my way
I walked everyday
Further and further away from you
Ooooo Allah, you brought me home
I thank You with every breath I take.
Alhamdulillah, Elhamdulillah
All praises to Allah, All praises to Allah
Alhamdulillah, Elhamdulillah
All praises to Allah, All praises to Allah.
I never thought about
All the things you have given to me
I never thanked you once
I was too proud to see the truth
And prostrate to you
Until I took the first step
And that’s when you opened the doors for me
Now Allah, I realized what I was missing
By being far from you.
Alhamdulillah, Elhamdulillah
All praises to Allah, All praises to Allah
Alhamdulillah, Elhamdulillah
All praises to Allah, All praises to Allah. o(~_~)o
Allah, I wanna thank You
I wanna thank you for all the things that you’ve done
You’ve done for me through all my years I’ve been lost
You guided me from all the ways that were wrong
And did you give me hope
O Allah, I wanna thank you
I wanna thank You for all the things that you’ve done
You’ve done for me through all my years I’ve been lost
You guided me from all the ways that were wrong
I wanna thank You for bringing me home
Alhamdulillah, Elhamdulillah
All praises to Allah, All praises to Allah
Alhamdulillah, Elhamdulillah
All praises to Allah, All praises to Allah.
Langganan:
Postingan (Atom)